Pakar Menilai Grafiti Saat Ini Gerakan Sosial Baru


Solo- Belakangan maraknya grafiti di Kota Solo menurut pakar sosiologi Drajat Tri Rikartono sebagai gerakan sosial baru. Pakar dari Universitas 11 Maret Surakarta (UNS) melihat marak juga di kota lain yang identik dilakukan pemuda.

" Ini seni gerakan sosial, perlawanan, untuk mengungkap artikulasi kepentingan dan pandangan politik, " jelasnya, Selasa (24/08/2021).

Termasuk juga wawasan politiknya sehingga ia menyebutnya gerakan sosial baru ketika pandemi. Begitu juga mural maupun vandalisme sebagai ekspresi pembuatnya. Dimana ini, menggantikan aksi demontrasi besar besaran ketika pandemi.

" Seni berbicara kritis, berbicara tentang posisi antara publik, rakyat dan pemerintah sebagai pembuat aturan, " lanjutnya.

Kekecewaan, ketidakpuasan, ekonomi turun, dan ketimpangan jauh masa pademi. Belum lagi ditambah pengumuman kekayaan pejabat  di Indonesia. Ia menilai penyebabnya itu. Termasuk kebijakan pembatasan.

" Sarana menuangkan tembok. Keinginan mereka ekspresinya kepentingan diperhatikan, " ujarnya.

Mereka ini meninggalkan kalimat dan simbol untuk menunjukkan identitas dan eksistensi. Meskipun dicat oleh pemerintah atas grafiti, menurutnya mereka akan muncul kembali ketika kritis. Nah, gerakannya masih berpotensi dimanfaatkab oleh pihak berkepentingan.

" Dalam hal ini, pemerintah tidak serta mencari dan menangkap mereka. Hal ini bisa menunjukkan pemerintah cemas yang tinggi kepada publik, " jelasnya.

Menurutnya pemerintah mencari dengan mengundangnya untuk mengetahui makna tulisannya.  Sekaligus menyampaikan dampak dari tulisannya serta kepentingan yang dimauinya. Namun bisa jadi artikulasi kata yang diekspresikan punya makna positif bagi pemerintah. 

Penulis

Agung Huma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024