Gusti Dipo : Perjalanan Kemerdekaan RI Kiprah Tiga Raja Karaton Solo

SOLO- Perjalanan menuju Kemerdeakaan Republik ini tidak lepas dari peran penting
Karaton Surakarta Hadiningrat. Hal ini 
Pengageng Parentah Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangetan Haryo (KGPH), Dipokusumo. Salah satu buyutnya, Sri Susuhunan Paku Buwono X dinobatkan Pahlawan Nasional 8 November 2011 lalu.

" Karena punya peran pentingan membangun Sumber Daya Manusia hingga pendidikan waktu itu, " ujarnya, Senin (16/07/2021).

Dia mengenalnya seorang raja yang punya ekonomi kuat yang selalu memberi studiefonds (bea siswa). Kemudia dibagi kepada masyarakat berprestasi dan kurang mampu. Termasuk membangun tempat pendidikan hingga membangun jatidiri semangat rasa cinta tanah air.

" Membangun sekolah umum seperti madrasah Mambaul Ulum dan Jamsaren untuk menghapus buta aksara dan kebodohan,” katanya.
Rasa cinta tanah air dibangunkannya tugu lilin sebagai tugu peringatan Kebangkitan Nasional. Tugu awalnya akan dibangun ditengah kota tapi Belanda waktu itu tidak setuju. Tidak berhenti disitu, fasilitas warisannya yang saat ini dinikmati yakni Stadion Sriwedari. Selain itu, Taman Hiburan Kebonrojo Sriwedari, Pasar Gede Hardjonagoro, Stasiun Balapan, hingga Jembatan Jurug 

" Membantu pergerakan Budi Oetomo dan pendirian Serikat Islam. Hal ini jauh dari perkiraan masyarakat kalau raja waktu dianggap kerjasama dengan Belanda, "jelasnya.

Pengembangan SDM ini memunculkan 19 abdi dalem yang diutus menyiapkan kemerdekaan. Salah satunya Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat atau dikenal Dr Radjiman. Dokter pribadi karaton yang menjadi Ketua Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

" Nama ini dikenal sebagai Ketua BPUPKI, dan menjadi nama Jalan Dr Radjiman. Yang melintasi dari ujung Pasar Klewer hingga Tugu Lilin Pajang, " jelasnya.

Kemudian kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryoningrat. Kemudian ada lagi menjadi Ketua PON 1 di Kota Solo yakni Gusti Suryo Hamijoyo 
Sosrodiningrat. Mereka yang terlibat BPUPKI hingga PPKI dari delegasi Karaton Surakarta. Setelah merdeka akhirnya PB XII sebagai penerus PB XI menyampaikan maklumat Pakubuwono XII pada 1 September 1945.

" Waktu itu, Karaton Surakarta menyatakan bergabung dalam kedaulatan Republik Indonesia. Baru setelah itu diikuti Yogyakarta tanggal 5 september dan karaton seluruh nusantara, " jelasnya.

Dia menyampaikan, leluhurnya pernah menyampaikan alasan dipilihnya lokasi karaton pada tahun 1745 di Solo. Dia mendengar kalau kota ini berumur lama yakni 200 tahun dibandingkan lokasi lain setelah pecah Kartasura. Angka itulah sepertinya menjadi firasat kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945. 

Penulis 
Agung Huma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif