Ekskavasi PATI V di Plupuh Ditemukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia Ratusan Ribu Tahun

Salah satu artefak tulang yang digunakan sebagai pisau saat pra sejarah ditemukan oleh tim arkeologi di Desa Manyarejo, Plupuh, Sragen.

Tema : Budaya | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Salah satu kegiatan yakni ekskavasi di lokasi edukasi," __Jelas Tim Ahli/Pakar Prasejarah PATI V, Agus Tri Hascaryo. 

SRAGEN- Artefak berusia 500 ribu hingga 800 ribu tahun ditemukan di wilayah Manyarejo, Plupuh, Sragen, Jawa Tengah. Tulang dan fosil fauna ini ditemukan saat eksvakasi arkeolog dalam kegiatan Pertemuan Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) V 2023. Hal ini diungkapkan 
Tim Ahli/Pakar Prasejarah PATI V, Agus Tri Hascaryo. 

"Salah satu kegiatan yakni ekskavasi di lokasi edukasi," jelasnya kepada awak media, Rabu (09/08/2023).

Artefak ini setelah membuka satu Trench dan satu kotak ekskavasi. Lantas temuannya berupa dua artefak paleolitik bola batu dipermukaan. Berikut juga satu artefak tulang juga fragmen fosil tulang fauna. Jenisnya Bovidae, Cervus sp, dan Bos sp.

"Juga gading Stegodon di dalam lapisan batuan," bebernya.

Sebagian fosil kemudian diserahkan ke Museum Unit Bukuran. Selanjutnya beberapa fosil lainnya masih berada di dalam kotak ekskavasi. Hal ini untuk pembelajaran ilmu pengetahuan dan pengunjung wisatawan di lapangan.

"Ada dari kampus asal Amerika dan Jepang juga datang," tandasnya.

Kegiatan tidak berhenti disitu, pihaknya melakukan konservasi. Sedangkan ini terhadap koleksi fosil di rumah lima Empu Balung Buto atau ahli dari warga lokal. Ada jumlah koleksi sebanyak 497 fosil yang terdata dengan 73 fosil telah dikonversi.

"Penanganan konservasi fosil yang berada di lapangan selanjutnya diserahkan kepada MCB Museum Sangiran," ungkapnya. 

Kesempatan itu disampaikan oleh Koordinasi PATI V Rochtri Agung Bawono terkait enam peneliti perwakilan universitas. Ia menyebut dari Universitas Jambi, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Berikut lainnya Universitas Udayana, Universitas Hasanudin dan Universitas Halu Oleo. Selanjutnya penilaian tepat atas kegiatan ini disampaikan Kepala Museum dan Cagar Budaya Sangiran Iskandar M Siregar.

"Kami berharap setelah ini ada lanjutannya. Meski tidak selalu di sini, banyak desa dengan potensi temuan fosil di kawasan kami. Diharapkan dari kegiatan ini akan tumbuh ahli-ahli panteologi yang baru," terangnya. 

Lantas dana kegiatan disampaikan oleh Direktur Bidang Budaya Yayasan ARSARI Djojohadikusumo, Hasbiansyah Zulfahri. Semua kegiatan dicover dananya oleh pihaknya yang bergerak dalam bidang peduli benda cagar budaya selama ini. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024