17 Orang Hilang Dilaporkan Setelah Pembunuhan Dukun Penggandaan Uang, Polisi Sita Uang Rp 70 Juta
Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi bersama jajarannya Puslabfor Jateng beserta Pusdokkes di Mapolresta Solo.
"Terkait keluarganya yang hilang sudah saya geser ke Banjarnegara untuk melakukan cek. Baik, itu DNA dan sebagainya," __Ujar Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jendral Polisi Ahmad Lutfi.
SOLO- Kasus dugaan pembunuhan bermodus dukun penggandaan uang dikembangkan Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah. Ada 17 laporan orang hilang setelah terbongkar belasan korban tewas di Banjarnegara. Hal ini dikatakan Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jendral Polisi Ahmad Lutfi.
"Terkait keluarganya yang hilang sudah saya geser ke Banjarnegara untuk melakukan cek. Baik, itu DNA dan sebagainya," ujarnya.
Untuk laporan itu orang hilang itu telah dibuat posko orang hilang. Karena ada sebagian korbannya belum diketahui identitasnya. Pelaku ini sengaja membuang identitas para korbannya.
"Pelaku ini lupa korbannya siapa aja. Apalagi penyidik. Maka kami akan dalami pengakuan pelaku ini," terangnya.
Belum lagi pelakunya lupa nama-nama korban sehingga dilakulan pendalaman pemeriksaan. Untuk mengenal keluarga korban dilakulan tes DNA dan sebagainya. Termasuk mengenali aksesoris, baju, hingga perhiasan yang dikenakan, dimana ada korbannya sepasang suami istri.
"Apakah korban dikubur setelah tewas atau belum, kami masih mendalami," terangnya.
Dari aksinya ini pelaku ini meraup keuntungan sedikitnya Rp 70 juta dari para korbannya. Uang sebesar ini telah disita pihaknya. Lantas, sedikitnya ada 12 korban meninggal dunia akibat ulah duet dukun itu. Pelakunya yakni Slamet Tohari (45) tokoh utama sebagai dukun setelah dibantu Budi Santoso (43).
"Jadi, setor 50 juta dari 5 miliar, 70 juta dari 7 miliar," ujar.
Kemudian pembantu dukun inilah menawarkan jasa dukun ini ke media sosial. Disitu menjanjikan uang penggandaan ini bisa mencapai 100 kali lipat. (*)
Komentar
Posting Komentar