Buku Perwira Intelijen Solo AKP Muhtar Bangun Harmoni dengan Nurani, Ada Cerita Hidayah PSK Dibayar Sandal Sebelah
AKP Muchtar Fawaid menunjung buku karyanya saat usai lounching di Mapolresta Solo, Senin (10/04/2023) siang.
"Banyak sisi menarik dalam bertugas," __Jelas perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), Muchtar Fawaid.
SOLO- Pengalaman bertugas menjadi seorang polisi banyak makan asam garam problema dihadapi. Seperti yang dijalani perwira intelijen Muchtar Fawaid selama 35 tahun. Selama ini ia bertugas di Kota Solo dengan dinamikannya.
"Banyak sisi menarik dalam bertugas," jelas perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Tugasnya pada tahun 1990 an ada dinamika tersendiri Kota Solo secara sosial. Waktu itu ada wilayah yang ia sebut 'kawasan hitam', dimana disitu ia bergaul dengan masyarakatnya. Sebagian masyarakat melakulan tindakan disebut orang Jawa yakni molimo.
"Mabuk, main (judi), madon (prostitusi), madat (narkoba), serta maling. Saya bergaul dengan orang-orang di sana," ungkapnya.
Disinilah pengalaman merubah perilaku mereka dengan pendekatan hati. Sedangkan ini dituliskannya dalam buku berjudul 'Harmoni Seorang Anggota Polisi' setebal 259 halaman. Salah satu cerita dibuku itu, menolong seorang Perempuan Seks Komersial (PSK).
"Masalah dihadapi perempuan tidak dibayar oleh pelanggannya," ungkapnya disela sela lounching bukunya di Mapolresta Solo, Senin (10/04/2023).
Modusnya cukup klasik yakni menjatuhkan sandal saat memboncengkan PSK setelah dipakai. Lantas perempuan diminta turun untuk mengambil sandalnya pengguna tapi tancap gas meninggalkan perempuan. Disitu perempuan menangis saat menceritakan kepadanya karena ditipu dengan dibayar satu sandal.
"Saya mendapat curhatan itu akhirnya menasihati supaya ganti profesi. Alhamdulilah dirinya manut, mendapatkan hidayah lalu berjualan wedangan," tuturnya.
Bergaul dikawasan itu, ia kerap nombok secara materi karena sering dihutang. Justru, membuat pria jebolan Seba Milsuk Polri 1986/1987 SPN Purwokerto bahagia. Bahkan bersyukur bisa membantu masyarakat dengan harmoni dihatinya.
"Saya selalu menggunakan harmoni, apakah sewaktu jadi pendakwah, dan bertugas, ini bisa menjalin hidup dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan," ujar dia.
Melalui buku yang digarap sekitar 6 bulan itu, sosok peraih penghargaan Polisi Teladan Polda Jawa Tengah 2018 tersebut juga memberikan pesan penting. Hal ini kepada koleganya. Baginya, pelajaran penting bagi seorang anggota polisi adalah hidup sederhana dan tidak terlalu menampakkan kemewahan.
"Kalau ingin kaya ya berusaha lewat tambahan dari usaha sampingan. Saya juga berwirausaha kecil-kecilan, kemudian juga bercocok tanam," katanya
Intinya, jadi anggota polisi itu fokus untuk mengabdi seperti tugas yang disandangnya. Ia sebagai Wakil Kepala Satuan Intelijen Polresta Solo. Lebih lanjut, berprinsipnya menjadi anggota polisi yang utama harus bermanfaat bagi masyarakat. (*)
Komentar
Posting Komentar