Polisi Bongkar Dukun Bermodus Penggandaan Uang di Banjarnegara, 12 Orang Tewas Telan Sianida

Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Lutfi bersama jajarannya Puslabfor Jateng beserta Pusdokkes di Mapolresta Solo.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Penangkapan tersebut dilakukan setelah adanya laporan masyarakat pada 27 Maret 2023," __Jelas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Inspektur Jendral Ahmad Luthfi, Kamis (06/04/2024).

SOLO- Pembunuhan dengan modus penggandaan uang diungkap Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Hal ini terungkap pelakunya Slamet Tohari alias Mbah Slamet (46) yang tindakan itu di Banjarnegara. Sedangkan ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Inspektur Jendral Ahmad Luthfi.

"Penangkapan tersebut dilakukan setelah adanya laporan masyarakat pada 27 Maret 2023," jelasnya, Kamis (06/04/2024).

Dari hasil penyelidikan dilakukan penangkapan pada 2 Maret 2023 lalu terhadap pelaku mengaku dukun. Pemeriksaan terungkap aksinya diduga menimbulkan korban 12 orang dan dikubur di lahan atau kebun. Jumlah ini setelah melakulan pemeriksaan intensif sehingga satu persatu korban terungkap.

"Di sana dibongkar. Dalam perjalanan pelaku mengaku membunuh 5 orang. Jadi tanggal 2 Maret mengaku, tanggal 3 Maret kami bongkar ada 9 jenazah. Tanggal 4 kami bongkar lagi ada 2 jenazah," jelasnya.

Bahkan proses penyidikan berkembang pelaku lain Budi Santoso dengan peran pembantu dukun. Sedang mencari konsumen melalui media sosial. Sedang korban tewas setelah meminum air dicampur darah tinggi dan sianida.

"Korban diminta menyerahkan uang untuk digandakan. Dan diuji meminum air itu, dengan syarat tidak boleh tidur. Kalau tidur gagal," tandasnya.

Para tersangka, lanjutnya, dapat dijerat dengan Kitab Undang Undang Hukun Pidana pasal 340. Ancamannya, hukuman mati atau seumur hidup atau penjara 20 tahun. Ditambah pasal 338 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

"Kami telah bikin posko orang hilang atas kasus ini. Sudah ada 17 laporan terkait keluarganya yang hilang. Dan ini sudah saya geser ke Banjarnegara untuk melakukan cek. Baik DNA dan sebagainya," ujarnya.

Sedangkan dua pelaku sudah melakukan aksinya itu sejak tahun 2020 sehingga dilakukan pengembangan. Bahkan pihaknya telah meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna menemukan korban lain. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif