Tekad Bapak Driver Ojol Bawa Anak Saat Order, Demi Anak Nekat Temui Pejabat Mengadu Nasib Tapi Kandas

Driver ojek online Eko Prabowo Kiki Hascaryo (42) bersama anaknya usia 7 bernama Lallana Lailla.

Tema : Sosial | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Saya mengajak anak kalau menerima orderan. Karena di kost tidak ada orang," __Ujar Eko Prabowo Kiki Hascaryo (42), Jumat (09/06/2023).

SOLO- Tekad kuat bapak bernama Eko Prabowo Kiki Hascaryo (42) cukup tangguh. Ia mengasuh anaknya sematang wayang seorang diri usia 7 tahun sebagai ojek online. 

"Saya mengajak anak kalau menerima orderan. Karena di kost tidak ada orang," ujarnya, Jumat (09/06/2023).

Semua ini karena kondisi setelah tidak lagi menjadi karyawan sebelum covid. Lantas masa pandemi ia tidak bisa berbuat apa-apa hanya mengandalkan gojek. Untuk mendapatkan tambahan ia meminta bantuan sewaktu Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo.

"Waktu itu, istri saya sakit. Oleh Pak Rudi dilimpahkan ke dinas kesehatan kota," terangnya.

Ketika itu ia pelayanan kurang diharapkan sehingga tidak ambil pusing mencari biaya tambahan. Merawat istrinya saat itu di dalam kost ukuran 3x3 meter kawasan Kampung Skip RT 06 RW 2, Skip, Banjasari, Solo. Beban makin diterima, kalau istrinya jarang lagi pulang ke rumah.

"Kalau pagi hingga malam ya saya bawa untuk order gojek online makanan," terangnya.

Kondisi keuangan tidak lagi mampu biaya hidup membuat sewa indekost tak bisa membayar enam bulan. Demi anak ia memberanikan diri bertemu Gubernur Ganjar Pranowo pada tahun 2022 tidak berhasil. Dirinya bertemu satpol PP dan hanya diberi tanda terima permohonan bertemu.

"Semua demi anak, mas. Orang bilang, saya bawa anak, saya anggap mereka tidak pernah tahu hidup saya. Saya pilih diam," ujarnya.

Bantuan masyarakat kurang mampu dari pemerintah jarang diterima. Yang terjadi anaknya putus sekolah sejak taman kanak-kanak. Pernah saya ajukan gakin tapi prosesnya panjang.

"Bantuan Langsung Tunai, saya dapat juga. Ya buat makan, dan biaya BBM," tandasnya.

Motor yang kurang layak pakai dipilihnya melayani order makanan. Hal ini kuatir motor rusak ditengah jalan. Untuk mengatasi hujan, ia dan anaknya memilih mematikan orderan. 

"Berteduh kalau hujan, semua demi kesehatan anak," ujarnya

Pendapat dihasilkan sebesar Rp 50 ribu hingga 70 ribu perhari. Itupun uang habis untuk makan minum dan beli token listrik. Riwayat sejak bayi dirinya dibesarkan panti asuhan di Yogyakarta membuat tak ingin mengiba pada siapapun.

"Saya berusaha dengan tangan saya. Dan hanya berharap sehat dan kuat untuk anak. Gitu aja, mas. Saya tidak ingin pansos," terangnya.

Tekad untuk anaknya, ia kirim pesan ke Kapolri Lis lewat medsos dan direspon. Karena selalu gagal ujian SIM C sehingga Polresta Solo meresponnya. Kemudian dirinya kembali di layani Polresta Solo serta SIM didapat.

"Ujian gagal dan diulang-ulang, kalau ujian harus bayar lagi untuk tes kesehatan dan psikologis," terangnya.

Rasa terimakasih disampaikan Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi waktu bertemu di dekat Mangkunegaran. Lantas nasib ini ternyata didengar kapolresta sehingga anaknya disekolahkan. Rencana anaknya Lallana Lailla atau Lana bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Pangudi Luhur Santo Valentinus Surakarta.

"Rencana tahun ajaran baru bulan Juli. Kalau baca, anak saya bisa baca. Kalau malam, saya mengajari anak membaca, menulis dan menghitung," terangnya.

Selain membantu biaya masuk sekolah, Iwan juga memberikan bantuan berupa sepatu, alat tulis, tas, sembako serta jaket ojol. Termasuk menempatkan keduanya tinggal yang layak di salah satu Rusunawa di Solo. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024