Permendikbudristek Tidak Wajib Skripsi, UNS Solo Butuh Setahun Desain Pengganti
Rektor UNS, Profesor Jamal Wiwoho beberapa waktu lalu.
Tema : Pendidikan | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti
"Butuh waktu satu tahun untuk menyiapkan, jadi kita gerak cepat dalam setahun," __Tandas Rektor UNS, Profesor Jamal Wiwoho.
SOLO- Butuh satu tahun untuk Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menyiapkan desain pengganti. Hal ini terkait terbitnya peraturan tidak wajib skripsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sedangkan ini dikatakan Rektor UNS, Profesor Jamal Wiwoho.
"Butuh waktu satu tahun untuk menyiapkan, jadi kita gerak cepat dalam setahun," tandasnya.
Namun bukan berarti tanpa skripsi mahasiswa bisa lulus. Untuk menggantikan skripsi mahasiswa bisa memilih alternatif seperti membuat prototipe atau project kegiatan tertentu. Dimana itu, bisa disejajarkan dengan skripsi.
"Dan ini tidak mudah bagi perguruan tinggi perguruan tinggi yang cepat sekali perubahannya," katanya.
Meskipun kementerian memberikan kewenangan atau otoritas. Dalam hal ini kepada kampus agar bisa mendesain tugas akhir. Menurut Jamal, UNS sebenarnya juga sudah ada aturan tidak mewajibkan skripsi.
"Misalnya bagi mahasiswa yang menjuarai pekan ilmiah mahasiswa nasional. Maka tidak perlu lagi membuat skripsi," tandasnya.
Meskipun mereka mengerjakan secara berkelompok. Dengan diujikan secara nasional maka tidak perlu lagi diuji lagi untuk pembuatan skripsi. Selain itu, di UNS ada program setudi tertentu yang juga memberikan alternatif sebagai pengganti skripsi.
"Untuk menyiapkan program ini, saya minta kepada Lembaga Penjain Mutu Pendidikan di UNS untuk menyiapkan desainnya," katanya lagi.
Jamal mengatakan aturan dalam Permendikbudristek tersebut memberikan kesempatan pada universitas. Hal ini supaya berinovasi dan menghasilkan kreativitas tertentu untuk memberikan output kelulusan mahasiswa. (*)
Komentar
Posting Komentar