Pengamat Sebut Regenarasi Para Atlete NPC Terkendala Belum Terciptanya Ekosistem Olahraga Prestasi

Pengamat Olahraga UNS Prof Sapta Kunta Purnama.

Tema : Olahraga | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Semua cabor regenerasi, karena tujuannya jangka panjang," __Terang Pengamat Olahraga Universitas Sebelas Maret Surakarta Profesor Sapta Kunta Purnama, Senin (18/09/2023).

SOLO- Regenarasi para atlit National Paralympic Commitee (NPC) Indonesia perlu dilakukan setiap cabang olahraga (cabor). Hal ini dikatakan oleh Pengamat Olahraga Universitas Sebelas Maret Surakarta Profesor Sapta Kunta Purnama. 

"Semua cabor regenerasi, karena tujuannya jangka panjang," terangnya, Senin (18/09/2023).

Seperti dirinya sebagai manager tim para badminton NPC Indonesia harus memahami itu. Artinya, atli para badminton juga harus regenarasi. Apalagi tujuan prestasi Indonesia Emas 2045 yang harus mampu meloloskan minimal 120 paralympian.

"Berikut juga medali emasnya dari 25 keping hingga 36 keping," terangnya.

Namun ada permasalahan utama dalam pembinaan olahraga prestasi di Indonesia. Ia menyebut belum tercipta ekosistem olahraga prestasi. Lebih lanjut, potret pembinaan atlet pelajar penyandang disabilitas masih minim. 

"Dari data Kemenpora, hanya terdapat 22 atlet muda yang dibina SKO Disabilitas," tandasnya.

Dalam data pendidikan per Desember 2022, peserta didik berkebutuhan khusus sebanyak 135.946 siswa. Rasionalisasi jumlah keberbakatan peserta didik seharunya 2.175 siswa. Untuk hal ini, ia mengatakan ada konsep Sport Policy Factors Leading To International Sporting Succes.

"Terdiri ada 9 pilar dapat dipakai sebagai kerangka evaluasi," lanjutnya.

Konsep inilah menjadi salah satu pidato inaugurasinya dalam dikukuhkan sebagai guru besar ke 277 UNS. Adapun 9 pilar diantaranya dukungan anggaran, tata kelola organisasi dan struktur kebijakan yang terintegrasi/terpadu. Berikutnya ada inisiasi, pondasi, partisipasi, identifikasi dan pengembangan bakat. 

"Jaminan karier serta pasca atlet, prasarana dan sarana latihan. Kualitas dan kuantitas pelatih, kompetisi berkelanjutan dan sport science," ujarnya.

Lanjut dia, pilar harus dikaji terus dan berkelanjutan. Hanya saja, demografi juga terkadang mempengaruhi, dimana ada sisi kebutuhan atlet cabor tahun ini ada. Namun disisi lain pada tahun berikutnya baru bisa terpenuhi. "Jadi kalau menentukan hanya cabor ini -ini, tentu tidak bisa," ujarnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024