Kakek Asal Kebumen Menduga Anaknya Korban Mutilasi, Adik Korban Belum Percaya

Seorang kakek asal Kebumen ketika diterima petugas Polsek Grogol Sukoharjo yang menduga korban mutilasi adalah anaknya.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Kemarin polisi menghubungi keluarga mbah saya kemudian mbah saya kontak keluarga di Solo. Terus diselidiki yang kos gak ada, terus laporan ke sini," __Kata Salah seorang cucu kakek Ratiman, Reno Andriyanto (37).

SUKOHARJO- Seorang kakek bernama Ratiman (78) datang ke Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Grogol, Sukoharjo, Rabu (24/05/2023) malam. Yang bersangkutan mengaku anaknya hilang dan menduga korban mutilasi anaknya. Hal ini diungkapkan 
Salah seorang cucu kakek Ratiman, Reno Andriyanto (37).

"Kemarin polisi menghubungi keluarga mbah saya kemudian mbah saya kontak keluarga di Solo. Terus diselidiki yang kos gak ada, terus laporan ke sini," katanya.

Ia mengatakan, kakeknya ini tinggal di Kebumen memiliki putra bernama Rohmadi. Dia terakhir ketemu sekitar 10 tahun lalu. Lantas pihak keluarga sempat dihubungi oleh polisi di Kebumen. 

"Baru melaporkan keluarganya hilang. Tapi belum pasti, belum ada keterangan," katanya setelah laporan. 

Kepastian identitas korban ini secara terpisah berlanjut kepada Riyanti (53) kakak korban. Ketika ditemui dikontrakkan di Grogol, Sukoharjo ia yakin bukan adiknya. Kendati mutilasi itu mengarah ke adiknya. 

"Terakhir ketemu, pas layat. Saat itu biasa, gak cerita apa-apa, orangnya pendiam, gak pernah rusuh," ucapnya.

Sepengetahuannya korban ini tinggal di kawasan Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo. Disana dia bekerja serabutan seperti mengurus burung kicau. Dari pertemuannya dua minggu lalu, ia tidak lagi bertemu maupun berkomunikasi. Apalagi ia juga tak mengetahui jika R memiliki tato di badannya.

"Ini kami berusaha menghubungi di rumah sana (Kebumen), tapi belum terhubung. Biasanya kalau gak di tempat kerja ya di tempat bapak saya di Kebumen," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Grogol AKP Marlin Supu Payu Marlyn kalau laporan kakek tersebut bisa dikaitkan dengan kasus mutilasi. Namun ia enggan memberikan keterangan rinci karena masih ada langkah tambahan.

"Kami arahkan pulang untuk menunggu. Tadi hanya ada identitas saja tidak ada foto-foto. Jadi kesulitan juga," terangnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024