Mahasiswa Asal Palestina Kuliah UNS Terima Bantuan, Kesulitan Komunikasi Keluarga

" Pamannya saya dibunuh disaat serangan. Lusa, rumah paman saya yang  lainnya dihancurkan bom, " - Hussein Mahmoud, Mahasiswa S2 UNS Asal Palestina 

 

SOLO - Kesulitan menghubungi  keluarga dialami tiga mahasiswa asal Palestina yang berkuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Salah satu dari mahasiswa tersebut bernama Hussein Mahmoud mengaku seminggu lalu mendapat informasi keluarganya.

" Pamannya saya dibunuh disaat serangan. Lusa, rumah paman saya yang  lainnya dihancurkan bom, " jelasnya.

Dia kaget kalau pamannya meninggal dunia dan ada yang rumahnya terkena bom. Selanjutnya, kabar lusa kalau keluarga mengungsi di Gaza Utara belum bisa keluar dari wilayah tersebut. Namun ia yakin ada selamat karena berada di kompleks pengungsian PBB di salah satu sekolahan.

" Setidaknya aman, dari serangan, " ujarnya, Kamis (23/11/2023) di ruang rektorat.

Dua mahasiswa S2 UNS Asal Palestina terima bantuan Peduli Palestina, Kamis (23/11/2023) pagi . (Agung Huma)

Selanjutnya, pria berusia 31 tahun ini meninggalkan negaranya tahun 2015. Kondisi negaranya sebelum ditinggalkan ada serangan. Namun tidak separah dan sekejam sekarang ini sehingga tidak bisa fokus belajar.

" Ada yang support teman teman di kampus. Saya hanya komunikasinya lewat pesan, messenger dengan adik , "  jelasnya.

Dikabarkan gencatan senjata, ia mengatakan belum ada kepastian hal itu. Ia bercerita kalau sudah cerai sehingga ingin pulang. Berikut juga menemui orang tua tapi melihat kondisi saat ini justru tidak memungkinkan.

" Menunggu situasi aman, dan ada kehidupan, " ucapnya.

Nama lengkapnya Hussein Mahmoud Hussein Abutabaq yang belajar S2 Management. Diambilnya yakni Fakultas Ekonomi Bisnis. Sedangkan kesulitan ink dialami mahasiswi Management Publik, Doaa Jamel Ahlam Lawi (29).

" Ada beberapa keluarga yang dihubungi, tapi banyak yang tidak dapat dihubungi, itupun 5 hari sekali, " ujarnya.

Dalam kesempatan itu Rektor UNS Jamal Wiwoho ada satunya bernama Mohammed A.A Abuyounis usia 22 tahun. Yang bersangkutan asal Khanyounis mengambil S2 Pendidikan Bahasa Inggris. Bantuan sebesar 20 juta diharapkan tetap menjalankan belajarnya sampai selesai.

" Akan kita dampingi mahasiswa agar studinya berjalan lancar sampai selesai, " ucapnya. (Agung Huma)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif