Foto Anak Tunarungu Mengikuti Program pondok ramadhan Dengan Metode Gerak Bibir

Anak kebutuhan khusus gangguan pendengaran mengeja al quran dalam program pondok ramadhan di SLB B Pawestri, Karanganyar, Kamis (07/04/2022). Seorang pengejar meletakkan tangan untuk metode geram bibir.

Tema : Ramadhan | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Pada awalnya kita disini dikhususkan tunarungu. Karena tuntutan dari dinas, kami mencoba mengembangkan gangguan konsentrasi," __Tandas Puji Harjanti, pengajar pondok, Kamis (07/04/2022).

KARANGANYAR- Anak anak berkebutuhan khusus mengikuti pondok ramadhan atau pesantren kilat. Mereka ini mengikuti program motede gerak bibir atau percakapan dalam belajar membaca Alquran. Sedangkan ini disampaikan Puji Harjanti, pengajar pondok, Kamis (07/04/2022).

"Pada awalnya kita disini dikhususkan tunarungu. Karena tuntutan dari dinas, kami mencoba mengembangkan gangguan konsentrasi," tandasnya.

Sedangkan ini kegiatan bagian dari kegiatan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) B. Mereka ini mengikuti program pondok selama tiga hari selama sepekan di komplek SLB Pawestri, Karanganyar. Untuk mengenal huruf arab ada guru pendamping serta orang tua bisa memantau kebutuhan.

"Kita sebagai pengajar menggerakkan bibir dan menyentuhkan tangan anak di leher maupun di mulut kita. Agar ejaannya tepat," tandasnya.

Tiga program diajarkan pada hari pertama yakni puasa, shalat dan wudhu. Pendampingan ini dilakukan bagi anak yang gangguan konsentrasi. Dengan begitu untuk lebih mudah memahamkan termasuk mengembangkan bahasa mereka.

"Mereka ini berasal dari Sragen, Karanganyar dan paling jauh Wonogiri," terangnya.

Kegiatan ini diikuti tidak sekedar anak anak tapi remaja dengan jumlah totalnya 61 siswa. Para siswa remaja yang ikut membantu anak anak ini. Dari peserta ini ada yang masih berusia 3 tahun dengan tertua belasan tahun.

"Untuk di pondok ramadhan tempat terbuka, ya. Gangguan konsentrasi anak dengan suara bising kadang konsentrasinya menurun," tandasnya.
Kegiatan digelar setiap tahun meskipun digelar waktu masa pandemi. Hal sama dikatakan pengajar Alfiah Nartaningsih, Tati Sumiati. Hanya saja dengan sistem online dengan didampingi orang tua. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif