Sebelum Meninggal, Guru Sekolah Korban Curiga Luka Lebam dan Tegaskan Pelaku Atas Pidana Penganiayaan

Guru pengajar TK tempat korban belajar saat berada di rumah korban.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Salah satu guru kelas A nangis jerit jerit Dila meninggal dunia. Akhirnya kami kerumahnya," __Ucap Kepala Sekolah TK Aisyiah Rusmiyati Hidayah, Selasa (12/04/2022).

SUKOHARJO- Tangisan pecah para guru TK mendengar anak didiknya meninggal dunia. Bagaimana tidak, murid yang ceria berinisial UF (7) ini beberapa sebelumnya diketahui luka. Setidaknya ini disampaikan Kepala Sekolah TK Aisyiah Rusmiyati Hidayah, Selasa (12/04/2022).

"Salah satu guru kelas A nangis jerit jerit Dila meninggal dunia. Akhirnya kami kerumahnya," ucapnya. 

Ia bergegas bersama guru lainnya ke rumah anak didiknya Dukuh Blateran, Ngabeyan RT 1 RW 02 Kartasura Sukoharjo. Benar saja, diketahui sudah banyak polisi dan tetangga sekitar. Disitu, kepala sekolah ini mengungkapkan kesedihan sewaktu melihat korban di sekolah.

"Seminggu tidak masuk, tapi waktu masuk pembelajaran saya lihat ada lebam di tangan dan pipinya," jelasnya.

Setelah pembelajar, ia menanyakan yang dilihatnya tadi kepada korban. Korban menjawab dipukul pakai kayu oleh kakaknya yang tak lain pelaku J (18). Alasannya nakal dan ngeyel. Kecurigaan inilah, sebagai kepala sekolah meminta melepas bajunya. Kaget dan miris atas luka di tubuh anak ini.

"Bahkan kaki kanannya bengkak. Dan jalannya diseret. Tidak bisa digunakan memakai sepatu, maupun sandal," tandasnya.

Tidak ingin anak didiknya terjadi sesuatu akhirnya menanyakan berangkat dan pulangnya. Karena yang ia tahu selalu pulang bersama temannya jalan kaki karena rumah berdekatan dengan sekolah. Saat itu korban menyampaikan dijemput kakaknya J ini naik motor.

"Saya langsung panggil kakaknya menanyakan yang terjadi pada adiknya ini," jelasnya.

Ia dengan tegas untuk melarang memukul kembali karena bisa dijerat pidana. Sejak tahun 1997, ia tidak pernah melihat kondisi anak didiknya mengalami ini. Saat itu juga supaya kakaknya ini menghentikan tindakan kekerasan fisik.

"Rencana mau bertemu kakak perempuannya atas kondisi ini. Tapi yang terjadi, meninggal dunia malamnya," ungkapnya. 

Selama ini pihak sekolahan mengetahui anak ini tinggal bersama kakak sepupunya. Sedangkan dua orang tua kakak ini tidak lagi tinggal dirumah. Ia datang ke rumah korban bersama guru lainnya Risti.

"Saya sempat mengira terjatuh, tak tahunya mendapat pemukulan," jelas Risti diamini guru lainnya Agustin. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024