Muktamar Muhammadiyah Akan Bahas Suksesi Kepemimpinan 2024

Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhamadiyah, Abdul Mu'ti (tengah) menyampaikan tentang muktamar Muhammadiyah, Jum'at (04/11/2022). 

Tema : Politik | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Berdasarkan pengalaman pemilu yang sebelumnya. Sangat berharap agar situasi politik di 2024 itu tetap kondusif," __Terang Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. 

SOLO- Suksesi kepemimpinan 2024 dihadirkan dalam Muktamar Muhamadiyah dan Isiyah ke 48. Meskipun organisasi ini tidak berpolitik tapi mengantisipasi persoalan suksesi itu. Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. 

"Berdasarkan pengalaman pemilu yang sebelumnya.Sangat berharap agar situasi politik di 2024 itu tetap kondusif," terangnya.

Tentu saja ia memiliki pemikiran-pemikiran untuk hal itu. Kemudian secara resmi akan disampaikan sebagai bagian dari kontribusi Muhammadiyah. Sedangkan ini agar suksesi kepemimpinan 2024 tersebut berjalan dengan sebaik-baiknya.

"Muhammadiyah berharap, dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang tidak terjadi polarisasi politik dan ketegangan politik," ujarnya.

Dengan begitu berpotensi memecah belah persatuan umat dan kesatuan bangsa. Adapun beberapa isu yang dibahas dalam Muktamar. Ia menyebut diantaranya seputar isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Ini semua meliputi beberapa tema utama. 

"Yang pertama untuk isu keumatan, kita akan membahas tentang fenomena rezimentasi paham agama," terangnya.

Ada gejala di mana sekarang ini, menurutnya ada agama tertentu itu begitu dominan. Bahkan seakan-akan menjadi bagian dari paham agama yang menjadi rezim. Berikutnya adalah membangun kesalehan digital, memperkuat persatuan umat, dan reformasi tata kelola filantropis Islam.

"Untuk isu-isu kebangsaan, Muhammadiyah akan membahas tema tentang memperkuat ketahanan keluarga," jelasnya.

Kemudian reformasi sistem pemilu suksesi kepemimpinan 2024, evaluasi atas kebijakan deradikalisasi, dan memperkuat keadilan hukum. Selain itu juga membahas penataan ruang publik yang inklusif dan adil. Selanjutnya memperkuat regulasi sistem resiliensi bencana, antisipasi aging population, dan memperkuat integrasi nasional

"Isu kemanusiaan universal, Muktamar akan membahas empat isu," terangnya.

Disebutkan membangun tata dunia yang damai dan berkeadilan, regulasi dampak perubahan iklim. Mengatasi kesenjangan antar negara, dan menguatnya xenophobia. Artinya, ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024