BI Ajak Masyarakat Waspada Upal dan Ungkap Mengidentifikasi Keaslian Uang

Barang bukti uang palsu saat di Mapolres Sukoharjo, Selasa (01/10/2022).

Tema : Sosial | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Ada kunci mencegah beredarnya uang palsu sebenarnya ada pada masyarakat dan perbankan," __Ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI Kota Solo, Nugroho Joko Prastowo, Rabu (02/11/2022).

SOLO- Masyarakat harus waspada peredaran uang palsu di Kota Solo dan kabupaten sekitarnya. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI Kota Solo, Nugroho Joko Prastowo. Sedangkan ini setelah adanya pengungkapan kasus pembuatan dan peredaran uang palsu di Kabupaten Sukoharjo,  

"Ada kunci mencegah beredarnya uang palsu sebenarnya ada pada masyarakat dan perbankan," ujarnya, Rabu (02/11/2022).

Melalui perbankan, ketika uang disetor ke bank sehingga secara tidak langsung bisa beredar. Begitu juga dibelanjakan kepada masyarakat. Dengan begitu, edukasinya harus dijalankan.

"3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang. Bila masyarakat cermat melakukan 3D sudah cukup untuk menghindarkan mereka dari uang palsu," terangnya.

Terutama dengan diraba, ia mengatakan paling sulit dipalsukan. Karena lembar uang yang asli pasti akan terasa kasar jika diraba di beberapa bagian uang itu. "Untuk memastikan uang asli atau palsu itu bisa juga dengan alat sinar ultraviolet," kata Joko.

Beberapa poin keaslian uang rupiah kertas yang bisa dideteksi dengan lampu ultraviolet. Ia menyebut ada tanda air (Watermark) dan “electrotype”. Kemudian benang pengaman (Security Thread), dimana tanda ini ditanam dalam uang kertas dengan cara seperti dianyam. Lantas cetak Intaglio. Tanda ini berupa cetakan tanda kasar kalau diraba. 

"Biasanya pada nomor seri dan kalau diterawang dengan lampu ultraviolet akan memancarkan warna emas," ujarnya.

Selanjutnya, gambar saling isi (Rectoverso) untuk lambang BI. Tinta berubah warna (Optical Variable Ink). Tulisan mikro (Micro Text). Tinta tidak tampak (Invisible Ink) dengan hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet. 

"Gambar tersembunyi," terangnya.

Adapun cara berikutnya, adalah dengan melakukan uji laboratorium. Hal ini terkait bahan kertasnya, bahan pengamannya. Sedangkan ini untuk memastikan apakah itu uang asli atau palsu.

"Bank Indonesia tidak bisa mengganti uang palsu maupun uang hilang," jelasnya. 

Terkait pengungkapan kasus peredaran uang palsu, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. 
Uang palsu yang tercetak tersebut adalah pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu lama. Pada hasil cetak uang palsu tersebut ditemukan serat kapas yang merupakan ciri-ciri uang asli.

"Mereka belajar, jadi belajar dari medsos dan kemudian mencoba. Hampir mendekati aslinya, oleh karena itu saya menggandeng Bank Indonesia," katanya di Mapolres Sukoharjo, Selasa (01/11/2022). (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024