Temuan Potongan Tubuh Nenek di Kawasan Air Terjun Murni Kecelakaan dan Kasus Ditutup

Foto nenek yang ditemukan dengan tubuh terpisah ditunjukkan Kapolres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Polisi, Jerrold Hendra Yosef Kumontoy.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Hasil pemeriksaan meninggal dunia bukan karena diakibatkan kekerasan,"__Kata Kepala Polres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Polisi, Jerrold Hendra Yosef Kumontoy.

KARANGANYAR- Potongan tubuh yang ditemukan disebabkan murni kecelakaan. Hal ini dinyatakan oleh Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Karanganyar. Pernyataan disampaikan langsung Kepala Polres Karanganyar Ajun Komisaris Besar Polisi, Jerrold Hendra Yosef Kumontoy.

"Hasil pemeriksaan meninggal dunia bukan karena diakibatkan kekerasan," katanya.

Semuanya ini setelah hasil DNA yang dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah (Puslabfor Polda) Jawa Tengah. Pihaknya menindaklanjuti setelah temuan potongan kaki pada 23 Februari 2023. Disusul hari berikutnya ditemukan anggota tubuh lainnya kecuali satu kaki. 

"Dari hasil visum, itu identik satu tubuh," ujarnya saat konferensi pers di Markas Polres Karanganyar, Senin (13/03/2023). 

Bahkan hasil penyelidikan diketahui korban merupakan seorang nenek Satiyem (81). Dengan usia lanjut, nenek ini warga Kelurahan Blumbang yang dikabarkan hilang beberapa waktu lalu. Jarak antara lokasi penemuan potongan tubuh dan rumahnya berjarak sekitar 4-5 Kilometer.

"Kebiasaannya kerap mendatangi rumah saudaranya yang dekat dengan anak sungai," terangnya.

Aliran sungai tersebut cukup deras ketika terjatuh menyeret tubuhnya. Aada bebatuan tajam, potongan kayu dan besi serta air terjun dengan ketinggian 81 meter. Dengan demikian kasus penemuan potongan tubuh secara resmi telah ditutup. 

"Yang bersangkutan jatuh terbawa arus dengan jarak jauh dan akhirnya meninggal dunia," tuturnya. 

Sampel darah disampaikan Kasubdit Kimbiofor Puslabfor Polda Jateng, AKBP Arif Budiarto. Ia membenarkan merupakan saudara dari Satiyem. Kesempatan yang sama dinyatakan Dokter Forensik Rumah Sakit Moewardi Solo, Herartri. Diperkiraan korban meninggal dunia 2-3 hari dan kaki yang putus karena terlilit sesuatu dan tarikan.

"Bukan korban mutilasi, kalau mutilasi itu biasanya potongannya rapi tapi ini ada yang tidak rapi," jelasnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024