Bus BST Tabrak Gapura, Pihak Karaton Surakarta Sebut BCB Penanda Kota Praja Peninggalan PB X

Bus Batik Solo Trans tabrak gapura Peninggalan PB XI di Jalan Ir Juanda karena supir bus kurang fit.

Tema : Kecelakaan | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Ini baru keluar dari garasi jadi belum ada penumpang hanya sopir saja," __Terang Manager Batik Solo Trans, Muhammad Riza Nursyirwan, saat dikonfirmasi awak media.

SOLO- Kecelakaan tunggal menimpa bus Batik Solo Trans, Selasa (14/03/2023) pagi. Kendaraan transportasi ini menabrak gapura sisi timur Jurug atau depan pintu masuk Solo Safari. Hal dibenarkan Manager Batik Solo Trans, Muhammad Riza Nursyirwan.

"Ini baru keluar dari garasi jadi belum ada penumpang hanya sopir saja," terangnya saat dikonfirmasi awak media.

Kondisi sopir berada di rumah sakit perawatan dengan luka ringan. Sedangkan supir sebelumnya baru saja selesai mengambil cuti selama tiga hari karena sakit. Selanjutnya kembali beroperasi dan menjalani aktivitasnya pada hari ini.

"Ini mungkin juga karena faktor belum fit dari sopir," imbuhnya.

Sedangkan bus disebutkan ada beberapa bagian yabg rusak parah diantaranya bagian depan. Bentuknya mengalami penyok, kaca depan pecah, dan pintu samping rusak.

"Bus masih berfungsi, ini kita sedang evakuasi agar tidak menutupi sisi jalan," tukasnya.

Bus Batik Solo Trans tabrak gapura Peninggalan PB XI di Jalan Ir Juanda karena supir bus kurang fit.

Dari pantauan lokasi kondisinya jalan Ir Sutami padat dan menyempit. Bus dapat terevakuasi pada tempat aman sekitar pukul 8.30 WIB. Kemudian informasi terakhir supir bus telah selesai perawatan dan dapat pulang.

"Kejadian pukul 04.40 WIB, saya kaget ada suara keras. Saya cek ternyata bus menabrak pagar," terang saksi, Rama tinggal di Jebres.

Beberapa warga mendengar sebelumnya suara keras mirip ban disusul suara decit keras. Secara terpisah, bangunan itu disebut oleh Pengageng Sasana Wilapa Karaton Surakarta, Kanjeng Pangeran Dani Nur Adiningrat sebagai cagar budaya. Peninggalan Raja Karaton Surakarta Paku Buwono ke X sebagai penanda masuk kuta praja kala itu. Meskipun begitu diperkirakan dibangun raja sebelumnya itu.

"Kita sudah koordinasi beberapa pihak untuk evakuasi, pencegahan puing tidak rusak, pendataan hingga revitalisasi," ucapnya.

Sedangkan koordinasi ini diantaranya dengan dinas pariwisata dan kebudayaan. Selanjutnya kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah. Berikutnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang hingga Dinas Perhubungan. Ini setelah melaporkan ke pihak raja sehingga mendapatkan perintah tersebut. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024