Menengok Tradisi Sadranan di Bekas Keraton Kartasura Yang Menjadi Gelaran Budaya
Rombongan kirab Grebeg Sadranan digelar di Komplek Bekas Keraton Kartasura.
"Sadranan kali ini digelar secara meriah dengan berbagai kegiatan mulai dari pagi hingga sore," __Terang Ketua panitia Grebeg Sadranan 2023, Marsudi Widodo.
SUKOHARJO- Melestarikan tradisi sadranan atau ziarah makam dilakukan masyarakat Kartasura. Ini dilakukan setiap jelang bulan Ramadhan. Hal ini dikatakan Ketua panitia Grebeg Sadranan 2023, Marsudi Widodo.
"Sadranan kali ini digelar secara meriah dengan berbagai kegiatan mulai dari pagi hingga sore," terangnya.
Kegiatan ini digelar di bekas Keraton Kartasura, Kamis (16/03/2023). Sadranan ini biasanya dilakukan dengan bersih-bersih makam dan doa bersama. Selanjutnya panitia menambahkan dengan Grebeg Sadranan Sukoharjo dengan membagikan 1000 dawet.
"Kami menjalin kolaborasi dengan komunitas, UIN Raden Mas Said serta masyarakat," terangnya.
Intinya, membangun nilai-nilai budaya yang ada di eks keraton Kartasura. Kemudian akan lahir kembali destinasi budaya untuk (wisata) religi. Disusul, festival musik, penampilan hadroh dan kuliner tradisional berlanjut pembinaan UMKM.
"Kirab tumpeng diikuti 500 peserta dari 19 komunitas," ujarnya.
Rute yang dilalui Jalan Brigjend Katamso, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Dalam kesempatan ini perwakilan Keraton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Ayu Koes Indriyah mengapresiasi. Ia berharap kegiatan budaya yang ada dapat terus lestari oleh generasi penerus.
“Karena memang benar bahwa keraton Kartasura ini adalah dulunya sebuah ibukota negara Mataram sebelum pindah ke Surakarta," tuturnya.
Sejarahnya sangat kental tidak terlalu jauh dari Keraton Surakarta. Dengan begitu masyarakat semua bisa melihat bahwa seperti itulah dulu Keraton Kartasura seperti Surakarta yang sekarang ada. (*)
Komentar
Posting Komentar