Produk "MakanKu" Bikinan Wong Solo Group Merambah Taiwan Dengan Cita Rasa Nusantara

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, Budi Santoso. Dia bersama Owner Wong Solo Group, Puspo Wardoyo. Dalam hal ini kunjungan di pabrik milik owner Wong Solo Group di Cemani Sukoharjo.

Tema : Kuliner | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Kemudian, menyesuaikan dengan selera yang pas dengan warga sana," __Terang Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, Budi Santoso.

SOLO- Peluang kuliner tanah air di luar negeri terbuka luas. Selera dan kemasan edar menyesuaikan di negara tersebut. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan, Budi Santoso.

"Kemudian, menyesuaikan dengan selera yang pas dengan warga sana," terangnya.

Seperti halnya di Taiwan yang juga selektif memilih kemasan yang sesuai. Termasuk komposisi bahan yang digunakan. Namun banyak Warga Negara Indonesia (WNI) maka kuliner khas Indonesia dicari.

"Memang, awalnya konsumennya dari WNI. Namun, seiring berkembangnya waktu tidak menutup kemungkinan juga dicicipi oleh warga Taiwan," tandasnya.

Apalagi ada 350 ribu Warga Negara Indonesia berada di Taiwan. Mereka ini sebagain dari mereka bekerja sebagai TKI. Termasuk, mahasiswa hingga menikah dengan warga Taiwan. Seperti produk bikinan Wong Solo Group itu.

"Memiliki peluang sangat besar. Bahkan, sudah ada dua importir asal Taiwan yang tertarik dengan produk tersebut," tandasnya.

Namun, untuk proses lebih lanjut perlu dibahas lebih mendetail. Tidak hanya sektor kuliner semata tapi pihaknya juga mewadai lainnya seperti kerajinan. Sementara itu, Owner Wong Solo Group, Puspo Wardoyo mengatakan terkait produk kuliner. Sudah saatnya produk kuliner tanah air dikenalkan ke berbagai negara melalui WNI.

"Biasanya, memang awal-awalnya itu konsumennya dari warga negara kita. Lalu, lambat laun para pekerja dari Indonesia akan mengajak majikannya untuk ikut mencicipi," tandasnya.

Kemudian berkembang hingga anak-anak mereka dewasa. Mengenai cita rasa yang disesuaikan dengan lidah bangsa asing, ia mengatakan tidak perlu dirubah.

"Justru jangan dirubah. Memang seperti itu cita rasa masakan khas Indonesia," terangnya.

Ia mencontohkan seperti di Malaysia, pihaknya tetap menggunakan cita rasa khas Indonesia. Mereka saat sudah bisa merasakan dan membedakan. Pihaknya berharap, makanan Indonesia khususnya "MakanKu" dapat berekspansi ke berbagai negara. 

"Makanan cepat saji tersebut dapat bertahan hingga dua tahun lamanya," tandasnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024