Konten Hoaks Meningkat Jelang Pilpres 2024

" Ada peningkatan, trennya seperti itu, semakin mendekati Pemilu, semakin banyak,” - Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong

SOLO - Jumlah konten hoaks bertambah menjelang Pemilu Presiden 2024. Sebanyak 98 konten hingga bulan Oktober 2023 dengan menyasar tokoh pimpinan partai. Hal ini diungkapkan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong.

" Ada peningkatan, trennya seperti itu, semakin mendekati Pemilu, semakin banyak,” katanya, Jumat (27/10/2023) malam.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong. (FOTO: Agung Huma)

Meskipun begitu belum ada hoaks SARA maupun politik identitas. Namun ia tidak berharap hoax itu semacam itu muncul. Lebih lanjut, hoaks kali ini justru menyasar Presiden Jokowi, Megawati, Mahfud Md, Surya Paloh.

" Politik identitas belum muncul. Mudah-mudahan tidak muncul, nanti puncaknya Januari 2024,” lanjutnya.

Lantas yang diserang hoaks banyak tokoh-tokoh pimpinan partai politik. Untuk politik identitas agak berkurang karena tidak ada Pilkada DKI. Berbeda halnya pada Tahun 2019 justru banyak hoaks politik identitas karena masa kampanye panjang.

"  Politik identitas berkurang, kami berharap gak ada. Kami berharap hoaks menurun pada Pemilu 2024, " jelasnya.

Lantaran masa kampanye pemilu pada Tahun 2024 pendek. Hanya saja ia memprediksikan, hoaks puncaknya Januari 2024. Menurutnya, semakin panjang tahapan Pemilu semakin banyak hoaks. 

" Selama bulan Maret 2019 sebanyak 377 konten hoaks, " terangnya.


Menurut dia, jenis konten hoaks didominasi meme dan Sebagian kecil konten video. Konten hoaks disebarluaskan melalui platform Facebook yang terbanyak dan Twitter. Kemudian tujuan hoaks dibuat supaya Pemilu di Indonesia berlangsung tidak damai. 

" Hoaks bisa membuat polarisasi perpecahan di masyarakat. Karena itu mari sama-sama lawan hoaks. Ini yang dikampanyekan Kominfo pada Pemilu 2024,” ungkapnya.

Bahkan membuat demokrasi di satu negara mundur atau stagnan. Banyak hasil penelitian disinformasi politik di media sosial menjelaskan seperti hal itu. Yang disampaikan oleh Usman setelah kegiatan Ngobrol Bareng Pesan dari Solo untuk Pemilu Damai 2024. Sedangkan ini diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia di Monumen Pers Solo. (Agung Huma)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024