DPR RI Singgih Sebut Stok Daging Telur Ayam Over

Anak anak membawa telur dan daging ayam dalam acara Pinsar Peduli Stunting di Kota Solo, Minggu (01/10/2023) pagi.

Tema : Ekonomi | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Kita sekarang benar benar over," __Jelas anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko usai kegiatan Perhimpunan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia di Kota Solo, kepada awak media disela-sela kegiatan tersebut, Minggu (01/10/2023).

SOLO- Produk hasil peternakan ayam yakni daging dan telur di pasaran supaya ada harga referensi. Apalagi ketersediaan komoditas ini over atau berlebih. Hal ini dikatakan anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko usai kegiatan Perhimpunan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia di Kota Solo.

"Kita sekarang benar benar over," jelasnya kepada awak media disela-sela kegiatan tersebut, Minggu (01/10/2023).

Lanjutnya, secara nasional telur itu over sehingga pihaknya berharap ada pengendalian supply. Artinya, 
peternak untung dan harga terjangkau. Kalau sekarang, ia mengungkapkan harganya murah tapi peternaknya rugi. 

"Dan konsumen tidak bisa mendapat yang murah karena rantai distribusinya panjang," lanjut dia.

Bahkan menjadi keluhannya daging ayam pada harga Rp 30 ribu per ekor. Terkait hal itu ia berharap peternak, pemerintah dan DPR duduk bersama untuk mengatur distribusi semakin pendek. Sebagai ketua Pinsar Indonesia, ia mengungkapkan rantai pasokan terlalu panjang di broker.

"Berharap tidak ada jalur jalur, rantai rantai pasokan terlalu panjang. Masalahnya dirantai pasokan di broker broker," tandasnya.

Selanjutnya harga telur di masyarakat antara Rp 25 ribu per kilo dan 26 ribu per kilo. Sedangkan peternak untuk Harga Pokok Penjualan atau HPP sekitar Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per kilo. Ia juga menyebut harga itu wajar karena harga pakan seperti jagung mahal dari Rp 6.000 per kilo hingga Rp 7.000 per kilo.

"Pemerintah diharapkan ya kalau memang gak ada, sampaikan gak ada. Karena selalu bilang jagungnya surplus," terangnya.

Meskipun statmen pemerintah surplus tapi dilihat fenomena elnino dimungkinkan gagal panen. Dampaknya rangkain pasokan panjang dan mahal seperti halnya disampaikan tadi. Lebih lanjut, pemerintah seharusnya untuk membantu peternak dengan import jagung khusus peternak.

"Untuk membantu peternak ada import sedikitlah, jagung khusus peternak lewat Bulog dan BUMN," ucapnya.

Untuk hal itu maka komisinya mendorong bulog dan pemerintah memenuhi kebutuhan jagung selama empat bulan ini. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024