Belasan Pekerja Proyek Jembatan Mojo Tanpa Bayaran, Mengaku Uang Gajian Dibawa Kabur Mandor

Beberapa para pekerja Jembatan Mojo aksi pasang kardus karena belum dibayar mandor proyek.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Dari pihak PT sudah membayarkan ke mandor, tapi setelah uang turun orangnya (mandor) kabur. Jadi kita tidak dibayarkan," __Ujar Koodinator pekerja bangunan, Sandi.

SOLO- Sejumlah orang membentangkan kardus di Jembatan Mojo, Solo, Sabtu (10/12/2022). Mereka ini para pekerja proyek jembatan yang mengaku belum dibayar mandornya. Hal ini diungkapkan Koodinator pekerja bangunan, Sandi.

"Dari pihak PT sudah membayarkan ke mandor, tapi setelah uang turun orangnya (mandor) kabur. Jadi kita tidak dibayarkan," ungkapnya.

Total ada 13 pekerja yang tak dibayarkan gajinya. Total sekitar Rp. 70 juta untuk gaji selama 3 Minggu. Padahal jembatan itu sudah diresmikan tanggal 2 Desember. Seperti kesepakatan tanggal 7 Desember gajian tapi tidak ada gajian.

"Pekerja mulai membangun jembatan Mojo sejak Juni kemarin," tandasnya.

Pembayaran pada perjanjian dilakukan setiap 2 pekan sekali dengan nominal Rp. 30 juta. Jumlah ini dibagi rata dengan pada 13 pekerja. Namun pekerjaan diminta dipercepat, para pekerja diminta lembur dan gaji dibayar pasca jembatan rampung. 

"Ternyata ditinggal begitu saja tanpa ada pembayaran gaji. Sudah coba nelpon mandornya tapi nomornya mati. Mandornya orang Makassar," terangnya.

Beberapa para pekerja Jembatan Mojo aksi pasang kardus karena belum dibayar mandor proyek.

Mereka ini berasal dari Karawang, Subang, dan Purwakarta. Untuk pulang tidak punya ongkos. Makan hutang diwarung sama dibantu warga sini. Selama ini menumpang tidur disalah satu Pondok Pesantren tak jauh dari lokasi. Hal senada diungkapkan Deni Enrianto, pemilik warung para tukang ini biasa makan. 

"Dulu kata dia (mandor) yang penting para tukangnya makan, nanti dihitung belakangan," katanya.

Awal-awalnya lancar, setiap berapa hari ada uang masuk. Tapi sejak beberapa Minggu lalu sudah tidak ada uang masuk. Padahal ia menyiapkan makan dan keperluan lain. 

"Total kerugian sekitar Rp. 21 jutaan," terang Deni.

Terpantau para pekerja terlihat berdiri dipinggir jembatan sambil membentangkan spanduk dari Kadus bekas. Sejumlah tulisan terlihat, seperti "Bosnya Kabur, mana gajiku, taruhannya nyawa', 'Bayar Gaji Kami Untuk Bertahan Hidup', 'Mas Gibran, Tolong Bantu Kami' dan masih banyak lagi. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024