Ratusan Perusahaan Internet Hadapi Teknologi Cepat 2023, APJII Berkolaborasi Nirlaba Pijar Tingkatkan Keahlian Digital

Salah satu pembicara CEO Hypernet Technologies Sudianto Oei dalam diskusi panel pada acara Connext Masterclass yang bertajuk Future Skills Indonesia. Acara ini digelar pada 15 Desember 2022 di Solo Technopark, Solo.

Tema : Teknologi | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Dengan perkembangan itu butuh knowladge baru yang secara cepat dapat dipraktikan," __Terang Ketua Umum APJII Muhammad Arif, Kamis (15/12/2022).

SOLO- Sebanyak 856 perusahaan internet tercatat Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Mereka ini terus berkembang serta akan bertambah dalam sektor industri internet Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Umum APJII Muhammad Arif, Kamis (15/12/2022).

"Dengan perkembangan itu butuh knowladge baru yang secara cepat dapat dipraktikan," terangnya

Ia memastikan tahun depan bisa mencapai 1000 perusahaan yang bergerak cepat dalam sektor ini. Seiring berkembangnya ini maka para pelaku bisnis telekomunikasi harus meningkatkan wawasan. Termasuk keahlian dalam menghadapi era disrupsi digital baik nasional maupun global.

"Dari survey kami, pengguna internet sampai saat ini, 210 juta orang, atau 77 persen masyarakat Indonesia," terangnya.

Untuk itu hal ini pemerintah punya intervensi dengan kolaborasi dengan swasta. Sekaligus memberikan stimulus banyaknya perusahaan proveider untuk mengembangkan di Indonesia. Apalagi paling banyak dibandingkan negara lain.

"Seperti yang kita lakulan kolaborasi dengan melakukan pelatihan pelaku bisnis ini," terangnya.


Direktur Eksekutif Pijar Foundation Ferro Ferizka (kiri), dan Ketua Umum APJII Muhammad Arif Angga (kanan).

Sedangkan kolaborasi ini dengan Pijar Foundation dengan program mengadakan Executive Business School in Telecoms APJII. Dalam kesempatan itu, Direktur Eksekutif Pijar Foundation Ferro Ferizka menyampaikan pentingnya industri ini. Hal ini memanfaatkan kemajuan teknologi untuk keuntungan bagi pelaku bisnis.

“Kita hidup di zaman yang serba teknologi dan serba cepat. Ditambah lagi tekanan geopolitik dan ancaman resesi. Saya percaya, selalu potensi dari setiap kesulitan," terangnya

Ia menyebutnya saat ini memasuki era ‘VUCA’, yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas). Dengan penyelenggara jasa internet sudah bertahun-tahun ini telah menjadi ujung tombak bagi masyarakat untuk mengakses informasi. Lantas program Executive Business School in Telecoms akan menjawab terkait nilai tambah pelanggan.

“Internet yang memadai telah menjadi kebutuhan vital masyarakat dan pengguna meningkat satu tahunnya," terang Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Sambutan acara pelaksanaan Connext Masterclass, lebih lanjut dikatakan peningkatan ini tentunya dapat dilihat sebagai momentum ekonomi digital. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024