Pertahankan Produksi Susu di Boyolali, Elemen Masyarat dan Akademisi Lakukan Vaksinasi Sapi

Aktifitas vaksinasi di Dukuh Banyusri, Jemowo Boyolali, Selasa (27/12/2022).

Tema : Kesehatan | Penulis : Agung Huma | Foto : Dokumen Istimewa | Pengunggah : Elisa Siti

"Penyakit ini sangat yang mempengarui produksi susu sapi perah," __Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta, ujarnya, Rabu (28/12/2022).

BOYOLALI– Vaksinasi terhadap hewan ternak sapi di Boyolali saat penghujung Tahun 2022. Hal ini untuk mempertahankan kesehatan hewan dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sedangkan ini disampaikan Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta.

"Penyakit ini sangat yang mempengarui produksi susu sapi perah," ujarnya, Rabu (28/12/2022).

Dari peternak sapi pada tahun 2021 di kabupaten ini telah memproduksi 51,56 juta liter susu. Ia mengatakan jumlah itu sekitar 60% dari produksi seluruh provinsi Jawa Tengah. Setidaknya ini diproduksi dari 94.698 ekor sapi perah yang dikelola oleh keluarga peternak.

"Namun saat ini hanya tersisa 62.387 ekor sapi perah di Boyolali," jelasnya.

Pihaknya mengapresiasi vaksinasi yang telah berjalan di Dukuh Banyusri, Jemowo, Tamansari, Boyolali. Ini yang dilakukan elemen masyarakat dan akademisi dan relawan. Mereka ini diantaranya Sarihusada, Satuan Tugas PMK Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan yayasam rumah energi.

"Termasuk melakukan edukasi tentang PMK kepada peternak di Klaten, Sleman dan Boyolali," terangnya.

Vaksinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan hewan gabungan, didampingi peternak langsung.

Adapun sejak Mei 2022 kegiatan ini telah berhasil memberikan edukasi bagi 317 peternak. Berikut juga menyediakan penanganan medis bagi 199 ekor sapi, dan melaksanakan vaksinasi untuk 150 ekor sapi. Akses kesehatannya disampaikan Ketua Satuan Tugas PMK sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Fakultas Kedokteran Hewan UGM, dr Aris Haryanto.

"Kemungkinan keterbatasan akses terhadap tenaga kesehatan, obat, vitamin, dan vaksinasi maka Sarihusada dalam memfasilitasinya," ujarnya.

Dengan usaha bersama antara tenaga kesehatan hewan, pemerintah, dan peternak. Bersama akademisi UGM, Sarihusada sendiri telah mengembangkan Program Peningkatan Mutu Susu (PMS) sejak tahun 1991. Hal ini dengan lokasi di lingkar Merapi yaitu Boyolali, Sleman dan Klaten. Kemudian proaktif PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) ini disampaikan Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo.

"Kami memiliki komitmen untuk tumbuh dan berkembang bersama peternak lokal," ucapnya.

Program yang diinisiasi pihaknya membantu meningkatkan kesejahteraan peternak. Jadi bukan hanya meningkatkan produksi dan kualitas susu segar. Selanjutnya, mencegah wabah PMK di kabupaten dan DiY maka kerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak.

"Untuk berkembang lebih jauh, serta produksi susu dapat dikembalikan secara bertahap,” tutupnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024