Jumenengan Pertama Mangkunegaran X Disertai Kirab Budaya
Tarian Bedhaya Anglir Mendung dalam acara Jumenengan Tingalan Dalem KGPPA Mangkunegoro X yang pertama.
"Acara digelar pagi untuk jumenengan dan siangnya, kirab," __Jelas Ketua Umum Tingalan Jumenengan, Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo.
SOLO- Peringatan satu tahun kenaikan tahta penguasa Mangkunegaran ke 10 digelar, Rabu (01/03/2023) hari ini. Selama puluhan tahun vakkum maka tradisi Tingalan Jumenengan Dalem dihadiri seribu tamu dan pejabat negara. Hal ini dikatakan Ketua Umum Tingalan Jumenengan, Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo.
"Acara digelar pagi untuk jumenengan dan siangnya, kirab," jelasnya.
Rangkaian acara itu di antaranya wilujengan secara internal secara sakral. Kemudian ada tarian Bedhaya Anglir Mendhung dengan iringan gamelan Kyai Kanyut Mesem. Prosesi ini terakhir kali ketika masa Mangkunegara ke VII beberapa puluh tahun lalu.
"Kami juga mencoba untuk melakukan seperti yang ada di arsip-arsip zaman dulu. Era Mangkunagoro VII ada kirab,” tuturnya.
KGPPA Mangkunegoro X dalam kirab Mangkunegaran mengelilingi Pura Mangkunegaran.
Tradisi penguasa tanah Jawa dikenal dengan nama Tingalan Jumenengan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagara X. Tidak hanya rangkaian tersebut, sebanyak 200 abdi dalem mendapat gelar dan naik pangkat atas loyalitasnya. Untuk melanjutkan tradisi Mangkunegoro ke 7 digelar kirab budaya menggunakan kereta kuda dengan ratusan pengiring.
"Kami tampilkan supaya generasi penerus memahami adatnya serta menambah sharing ilmu," terangnya.
Lebib lanjut, dikatakan Gusti Sura kalau kirab sebagai upaya melestarikan budaya khususnya di Pura Mangkunegaran. Peserta kirab itu selanjutnya berjalan memutari Pura Mangkunegaran sesuai arah jarum jam. Menurut dia, rute kirab ini sama seperti halnya peringatan kenaikan tahta ke-25 Mangkunegara VII. (*)
Komentar
Posting Komentar