Membantah memberi Ijin Membongkar, Ketua RT: Aku Rapopo
Ketua RT 02 RW 1, Kartasura Sumani saat diwawancara.
Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti
"Aku rapopo, (aku baik baik saja), Insya Allah ra popo. Aku wis ra arep ngopo ngopo (aku tidak ingin kepentingan apa apa)," __Jelas Ketua RT 02 RW 01, Kartasura Sumani.
SUKOHARJO- Bantahan disampaikan Ketua RT 02 RW 01, Kartasura Sumani setelah disebut mensetujui dirobohkannya situs cagar budaya. Ia juga merasa dirinya baik baik saja meskipun namanya muncul dalam perkara dugaan perusakan pagar Karaton kartasura.
"Aku rapopo, (aku baik baik saja), Insya Allah ra popo. Aku wis ra arep ngopo ngopo (aku tidak ingin kepentingan apa apa)," jelasnya.
Ia heran bila namanya dikaitkan mensetujui atas niat pemilik tanah merobohkan tembok pagar itu. Padahal pemilik tanah ini ijin membersihkan tanaman liar. Termasuk juga ijin setelah itu meratakannya dengan tanah.
"Ijin membersihkan serta memotong tanaman liar dan ngrotokan tanah (meratakan tanah). Belum menyinggung sampai pada tembok bata," ujarnya.
Burhanudin pemilik tanah yang diduga merusak situs cagar budaya tembok bekas pagar Karaton Surakarta.
Ia telah sampaikan itu dalam pemeriksaan di kepolisian pada rabu pekan lalu. Termasuk disampaikannya oleh pihak kejaksaan, Selasa (10/05/2022) waktu lalu saat kunjungan. Kemudian ia juga tidak memerintahkan untuk merobohkan kepada pemilik tanah.
"Perintah sopo (siapa), tidak ada perintah dari saya. Mungkin karepe dewe (niatnya sendiri) antara yang beli dan makelarnya," tandasnya disela sela usai kunjungan.
Dalam kesempatan berbeda sebelumnya, pemilik tanah Baharudin mengaku merobohkan. Ia sendiri merobohkan karena menurutnya tidak bermasalah. Alat berat eskavator ini memang disewanya untuk keperluan mengeruk tanah dan merobohkan pagar itu.
"Warga sini, saya disuruh minta tanda tangan, oke. Banyak yang setuju atau tidak setuju, Pasti ada yang setuju," ucapnya waktu lalu.
Apalagi ditambah niatnya disetujui oleh Ketua RT setempat. Dalih berikutnya banyak semak belukar dan ranting pohon menggangu jalan. Belum lagi keluhan ia dengar perawatan wilayah dan situs tembok ini tidak ada kompensasi.
"Disisi lain juga pernah ada tembok yang dijebol untuk jalan," jelas dalam berdalih. (*)
Komentar
Posting Komentar