Upacara HUT RI, Ustads ABB : Selama Berdiri Baru Pertama dan Wujud Syukur

Salah satu pejabat cium tangan ustadz Abu Bakar Ba'asyir usai Upacara bendera Peringatan HUT RI, Rabu (17/08/2022).

Tema : Politik | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Ya belum pernah ada, baru kali ini," __Kata pendiri Ponpes Al Mukmin, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, setelah mengikuti upacara, Rabu (17/08/2022).

SUKOHARJO- Upacara bendera pertama kalinya digelar di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Ini disampaikan pendiri Ponpes Al Mukmin, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. 

"Ya belum pernah ada, baru kali ini," katanya setelah mengikuti upacara, Rabu (17/08/2022).

Penyelenggaraan yang diikuti ini merupakan usaha dari alumni pondok. Bukanlah permintaan pondok dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 77. Kurun waktu sejak berdirinya pondok tahun 1972 silam, ia mengatakan baru pertama kali ini upacara.

"Baru pertama, Iya, sejak berdiri," terangnya usai mengikuti upacara.

Ia sendiri belum tahu penyelenggaraan yang sama untuk tahun depan. Namun begitu ia mengatakan kegiatan upacara ini adalah wujud syukur. Dalam hal ini atas karunia yang telah diberikan Allah.

"Jadi memang kewajiban kita ini, apa saja yang dikarunia oleh Allah harus kita balas dengan syukur. Diwujudkan dengan upacara," katanya setelah upacara.

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dikawal dua pengurus Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo.

Selain itu upacara, wujud syukur ini dalam bentuk sujud di dalam masjid. Ini dilakukan seluruh elemen Ponpes Al Mukmin. Sedangkan masjid ini dekat lapangan upacara digelar.

"Tapi ini di masjid nampaknya rasa syukur juga diwujudkan dalam bentuk sujud," tutur dia.

Ditambahkan Ba'asyir atas harapan terkait hukum yang diterapkan di Indonesia. Suatu saat nanti Indonesia diatur dengan hukum yang telah diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Agar menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur atau negara yang baik dan penuh keampunan dari Allah.

"Bersyukur kepada Allah yang paling sempurna, negara yang diperingankan oleh Allah ini harus diatur dengan hukum Allah," tuturnya.

Dalam kesempatan itu salah satu peserta upacara Ilham Muhajirin mengaku sempat grogi sebagai pemimpin upacara. Sebagai ustadz muda yang biasa didepan umum ia bisa mengatasi. Ditambah Pengalaman ikut upacara sewaktu masih SMP dari asalnya di Purwodadi.

"Upacara ini kewajiban sebagai santri. Dulu santri terlibat kemerdekaan RI. Setelah ini harapannya para santri terus mengikuti upacara 17 Agustus," jelasnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024