Melihat Kesehatan Abu Bakar Basyir, Menurun dan Berbicara Tidak Lama

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir saat diwawancarai dengan beberapa menit saja, Rabu (17/08/2022).

Tema : Politik | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Dari sisi kesehatan, tidak boleh lebih dari 20 menit berbicara, ya maksimal 20 menit," __Tandas humas pondok, Muchson.

SUKOHARJO-
Kondisi kesehatan mempengaruhi lamanya berbicara Ustadz Abu Bakar Ba'asyir. Paling lama kurang lebih 20 menit pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Hal ini disampaikan humas pondok, Muchson.

"Dari sisi kesehatan, tidak boleh lebih dari 20 menit berbicara, ya maksimal 20 menit," tandasnya.

Yang jelas sisi kesehatan menurun aktifitasnya seperti dakwah depan santrinya. Biasanya di masjid pondok tapi tidak lagi dilakukannya. Hanya melakukan ibadah shalat berjamaah lima waktu setiap hari.

"Biasanya saat di masjid memperingatkan santrinya bila ramai," terangnya.

Usia yang sudah mencapai 84 tahun ia menilai cukup sepuh atau lanjut. Kalau ada kesempatan berdakwah, ustadz menyampaikan beberapa menit. Dia memberi motivasi kepada santri untuk sungguh-sungguh menuntut ilmu.

"Biasanya, yang penting santri sabar menuntut ilmu. Kemudian ikuti nasehat guru dan ustadz yang ada di pesantren," ungkapnya.

Selain usia dan kesehatan, ia tidak menampik menurun kesehatan setelah bebas dari tahanan. Dia ditahan atas kasus terorisme. Lantas gangguan pada lututnya membuat susah berdiri sehingga ibadah shalat harus duduk.

"Di masjid shalat duduk menggunakan kursi yang didesain sendiri oleh pondok," terangnya.

Shalat baru dimulai iqomah setelah ustadz datang. Bahkan para santri menunggu didepan masjid untuk memapah menuju tempat shalat. Kondisi ini juga dibenarkan staff pondok, Endro Sudarsono.

"Biasanya kursi sudah disiapkan. Beliau tidak lagi jadi imam, tapi makmum belakang imam," ujarnya.

Pengurus pondok pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo memapah Ustadz Abu Bakar Ba'asyir usai upacara.

Ia mengatakan aktivitasnya selepas keluar tahanan tidak seintens dulu. Begitu juga tidak lama berbicara. Seperti tausiyah ketika perpisahan lulusan santri. Begitu juga tamu yang datang hanya berbincang ringan.

"Kalau keluar biasanya spontan. Seperti di pondoknya ustads muim, di Karangpandan, atau Pondok ustadz Rosyid di Magetan," ungkapnya.

Semuanya dilakulan kadang- kadang karena Ustadz menyadari daya ingatnya berkurang. Beberapa kalimat diucapkan selalu diulang- ulang. Ia menyebut fisik kakinya tidak bisa lama duduk dan berdiri. Sehingga harus selonjorke atau duduk diluruskan.

"Meskipun begitu suara bicaranya masih terdengar jelas. Tapi dari pondok bicaranya dibatasi ketika tamu banyak di masjid," terangnya.

Bahkan tablik akbar diminta juga dikurangai serta kalau perlu ditiadakan. Sehingga bicaranya yang ringan ringan saja dengan durasi 15-20 menitan. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024