Bocah Nakal Asal Surabaya Dapat Emas Pertama APG, Pilih Jadi Pelari Untuk Belikan Rumah Untuk Orang Tuanya

Firza Faturahman Listianto pelari muda disabilitas tangan kanan yang baru pertama mendapat emas APG 2022.

Tema : Olahraga | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Setelah SMP saya ikut lomba lari antar kecamatan melawan pelari normal," __Jelas Firza Faturahman Listiantousai, usai pertandingan di stadion Manahan Solo pada Senin (01/08/2022).

SOLO- Kata filosofi usaha tidak menghianati hasil patut disandangkan Firza Faturahman Listianto. Dari ketekunannya ikut kejuaraan atletik sejak duduk Sekolah Dasar menuntunnya ke ajang Asean Para Games XI 2022. 

"Setelah SMP saya ikut lomba lari antar kecamatan melawan pelari normal," jelasnya usai pertandingan di stadion Manahan Solo pada Senin (01/08/2022).

Belum lagi tabiatnya yang nakal justru tidak pernah takut ikut event lari pada umumnya. Saking nakalnya, ibunya justru berharap ia mondok di sebuah pesantren. Namun tawaran ibunya ditolak karena tidak senang sehingga pilihannya menjadi pelari.

"Kelas satu SMP saya nakal, main terus orang tua capek, jadi ibu bilang kamu mondok aja atau latihan. Saya kan gak mau mondok, jadi latihan saja terus ikut event-event gitu," katanya.

Sebuah pertemuan seorang pria yang dikenal Pak Irul dengan mengajak latihan di National paralympic Committee. Ia bertemu dengan pria dari NPC sehabis lomba lari di tingkat SMP. Dengan tekad besar ingin menunjukan kepada orang tua atas kemampuannya meskipun berbeda. 

"Saat latihan di GOR NPC, saya kaget, kok semuanya penyang disabilitas," kata pemuda usia 18 tahun ini.

Berlalunya waktu, kejuaran diikuti dan terakhir juara Asia Youth Game. Ia berani bertekad membelikan rumah orang tuanya. Selama ini tinggal dikontrakan di kawasan Rungkut, Surabaya dengan pekerjaan seadanya. Ibunya seorang sales dan bapaknya operator kapal dan satu adiknya ikut tinggal.

"Kasihan orang tua karena gada rumah harus membayar uang kontrakan tiap tahunnya. Jadi saya inisiatif untuk itu," katanya. 

Firza mengaku baru latihan selama dua bulan dengan dihadapkan lawan berat. Bagaiamana tidak adalah juara lari seratus meter di nomor itu di ASEAN Para Game 2017. Dengan motivasi tersebut ia berhasil membawa pulang medali emas

"Dari NPC sendiri menargetkan saya untuk dapat medali perak atau perunggu. Saya juga baru gabung pelatnas dua bulan. Tapi, Alhamdulillah saya senang bisa dapat emas," katanya.

Ia punya trik sendiri untuk kemenangannya diantaranya tekun. Dalam hal ini untuk mengembangkan kemampuannya. Ia selalu belajar dari para seniornya di kelas lari yang sudah berlaga di Paralimpiade.

"Karena kan sudah ada senior di kelas beberapa kelas, seperti Sapto Yogo itu saya latihan ikut terus supaya ikut tertarik juga," katanya.

Firza ini atlet yang cabor (cabang olahraga) atletik asal Surabaya yang berhasil meraih medali emas di nomor 100 meter putra kelas T46. Ia juga turun di nomor 200 meter, dan 400 meter dengan berlaga di Stadion Manahan Solo. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024