Kegigihan Puspo Wardoyo Ayam Bakar Wong Solo Dari Uang Rp 2,5 Juta Hingga Ciptakan Wahana Wisata Senilai Milyaran Rupiah

Puspo Wardoyo saat disalah satu sudut bangunan di Kali Pepe Land.

Tema : Kuliner | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Saat ini sebanyak 283 restoran tersebar di Indonesia, Arab Saudi dan Malaysia," __Ujar Puspo Wardoyo.

SOLO- Salah satu pengusaha kuliner asli pribumi Kota Solo cukup dikenal namanya. Dia adalah Puspo Wardoyo yang sukses membangun usaha kuliner ayam bakar 'Wong Solo'. Bisnis makanan khas Kota Solo ini dirintis sekitar tahun 1991 an ini berkembang.

"Saat ini sebanyak 283 restoran tersebar di Indonesia, Arab Saudi dan Malaysia," ujarnya.

Ia mengawali usahanya ketika bertemu temannya di Solo sepulang dari Medan. Meskipun hanya berjualan bakso tapi membuatnya terinsipirasi berjualan di kota itu. Sadar butuh modal cukup banyak akhirnya ia meneruskan kembali menjadi guru.

"Itu tahun 1989 hingga 1991, padahal saya melepas jadi guru Pegawai Negeri Sipil," ujarnya.

Sebelum tahun itu dia menjadi guru PNS tapi undur diri. Karena keinginan menjadi usahawan cukup kuat. Keputusan itu banyak disayangkan tapi tidak membuat goyah untuk usaha.

"Waktu itu saya jadi guru juga bantu orang tua jualan warung menyajikan ayam bakar, ayam goreng hingga menu ayam lainnya," terangnya.

Puspo Wardoyo sebagai pengusaha kuliner terkenal Ayam Bakar Wong Solo.

Usaha dikenalnya sejak kecil karena terlahir dari keluarga yang menekuni usaha kuliner. Dengan delapan bersaudara, orang tuanya berdagang daging ayam dan membuka warung kecil. Sejak kecil, Puspo senang membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar.

"Kakek saya bernama Wongso. Beliau ini adalah pencetus pertama kali Sate Kere," terangnya.

Makanan ini berbahan tempe gembus denga disiram dengan menggunakan bumbu kacang. Bahkan lebih enak dengan dibakar terlebih dahulu. Selanjutnya pria kelahiran 30 November 1967 ini memutuskan berangkat ke Polonia, Medan. 

"Selama 2 tahun mengajar, terkumpul uang sekitar Rp 2,4 juta," terangnya.

Uang itu digunakan membeli motor dan sewa rumah kontrakan. Sedangkan modal usaha sebesar Rp 700 ribu diambil dari sisa. Dibukalah warung kaki lima di daerah Medan Polonia dengan Ayam Bakar Wong Solo.

"Wong itu berasal nama kakek Wongso. Dan Solo asal Kota Solo. Biar diingat dengan kalimat Wong Solo, bukan lagi Wongso Solo," jelasnya.

Justru dari kata itu dikenal sajian makanan wong solo atau orang solo. Menu yang disajikannya sesuai makanan asli Kota Solo olahan ayam. Awalnya ia mengurusi sendiri dari memotong 3 ekor ayam setiap harinya.

"Meracik bumbu, melayani pembeli dan memasakan ayam untuk pembeli semua ya saya sendiri. Akhirnya mampu membayar satu orang karyawan," ujarnya.

Keahlian meracik dari membantu ayahnya berdagang. Dari sinilah membuat ketagihan warga di Medan. Kemanpuannya sampai sekarang ini berhasil membuat Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo 

"Ada 50 menu yang disajikan," ucapnya saat ditemui di tempat usahanya di Kali Pepe Land, Boyolali.

Jeep Willys salah satu koleksi milik Puspo Wardoyo.

Usahanya makin terkenal berawal ia membebaskan karyawannya terlilit rentenir. Ketika itu tabunganya Rp 800 ribu digunakan membebaskannya. Dari situlah karyawannya membalasnya dengan membawa seorang wartawan lokal. 

"Yang ditulis, tentang saya yang membantu melunasi hutang karyawan saya ini," ujarnya.

Dia kaget keesokan harinya dagangan ayam bakar Puspo laku 100 potong ayam. Bersamaan pendapatan juga meningkat dari waktu ke waktu. Selanjutnya nama restorannya mulai dikenal oleh banyak orang. Dari perjalanan waktu ia sampai saat ini mengembangkan kuliner siap saji MakanKu. Bahkan merintis wahana wisata "Kali Pepe Land". (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024