Akademisi Melihat Gibran Sebagai Walikota Memiliki Trobosan Ketika COVID Tapi Dihadapkan Masyarakat Kultural

Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan penampilannya dalam acara vaksin booster beberapa waktu lalu.


Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Upload : Elisa Siti


SOLO- Kalangan akademisi melihat satu tahun kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka sebagai Walikota Solo, adanya kebijakan unggul. Terutama dalam hal di bidang ekonomi kerakyatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sedangkan ini disampaikan  Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Jamal Wiwoho.

"Pernah waktu itu saya mengeluh pada beliau terkait UMKM binaan yang selama pandemi Covid-19 berhenti melakukan ekspor," ungkapnya, Sabtu (26/2/2022).

Ia meminta Gibran supaya dibantu untuk bisa melakukan ekspor kembali. Namun, tidak lama Gibran berhasil membuat UMKM binaan. Dan kemudian kembali mengeskpor produknya hingga ke Eropa. 

"Sangat cepat dan tanggap dalam memberikan terobosan yang berdampak luar biasa bagi warga Kota Solo," jelasnya.

Termasuk halnya bidang Pendidikan di Kota Solo selama pandemi Covid-19. Begitu pentingnya pendidikan, walikota ini justru menyarankan pelaksanaan belajar mengajar dapat dilakukan secara daring. Dan ketika bisa luring maka harus dilakukan terbatas dan bersyarat. 

“Harapannya kebijakan Gibran dapat lebih sejahtera, guyub, dan adaptif dengan segala perkembangan yang begitu cepat dalam revolusi industri dan era disrupsi ini,” tambahnya.

Pandangan berbeda disampaikan Psikologi Politik di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Mohammad Abdul Hakim. Ketika membaca kebijakan berbagai terobosan yang telah dilakukan Gibran. Sepertinya walikota termuda ini ingin menampilkan diri sebagai sosok pemimpin muda yang bold, berani.

"Dan tidak tanggung-tanggung untuk mengambil kebijakan yang berisiko,” ujar Hakim.

Hakim mengatakan, politik di level kota sangat tergantung pada realitas yang dialami dan dirasakan warga kota sehari-hari. Gibran berusaha menciptakan persepsi bahwa dia kepala daerah yang tegas. Sekaligus sosok yang dapat dipertimbangkan. 

"Tetapi, persepsi positif yang telah dibangun tampaknya belum terlalu linier dengan kebutuhan dan terpenuhinya aspirasi masyarakat Kota Solo melalui kebijakan yang dibuat.

Menurutnya ini menjadi evaluasi penting untuk semakin mensinkronkan antara citra Gibran sebagai pemimpin muda berani. Dengan kemampuan memecahkan persoalan konkrit di masyarakat. Meskipun memiliki gaya korporat anak muda tapi dihadapkan dengan kehidupan masyarakat Solo

"Yang secara kultural dan sosial masih dipegang oleh generasi di atasnya," tandasnya.

Gibran dinilainya belum bisa melanjutkan kolaborasi manis yanh dilakukan oleh Joko Widodo (Jokowi) dan FX. Hadi Rudyatmo (Rudy) sebelumnya. Hakim beranggapan, pasangan Gibran dan Teguh ini memiliki perbedaan generasi yang turut berpengaruh terhadap kerja sama antar wali kota dan wakilnya. 

“Saya kira menjadi PR untuk mereka berdua mencari titik temu. Dengan demikian, Kota Solo bisa memiliki duet maut lagi yang saling mengisi,” ujarnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif