Dirut Keuangan Dan Managemen Garuda Indonesia Terima Gelar Profesor Kehormatan UNS
Dirut Keuangan dan Management Resiko Garuda Indonesia, Prasetio memaparkan pengalaman penanganan Garuda Indonesia.
Tema : Pendidikan | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti
"Alasan kami karena Pak Prasetio memiliki pengetahuan, lalu prestasi beliau baik dalam bidang akademik dan nonakademik luar biasa," __Ujar Sekretaris Senat Akademik UNS Prof. Ari Handono Ramelan, Jum'at (14/10/2022).
SOLO- Gelar profesor kehormatan telah diterima Dr. Drs. Prasetio, Ak., CA., S.H., M. Hum dari Universitas 11 Maret Surakarta (UNS). Dia ini pejabat Dirut Keuangan Dan Managemen Garuda Indonesia. Hal ini disampaikan Sekretaris Senat Akademik UNS Prof. Ari Handono Ramelan, Jumat (14/10/2022).
"Alasan kami karena Pak Prasetio memiliki pengetahuan, lalu prestasi beliau baik dalam bidang akademik dan nonakademik luar biasa," ujarnya.
Ditambah dengan melihat kemampuannya maka tim reviewer dari fakultas dan universitas. Hasilnya telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar profesor kehormatan. Ia menyebut sebaga Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Hukum Bisnis di Fakultas Hukum (FH) UNS.
"Capaian diraih ini wujud komitmen beliau terhadap praktik Business Judgement Rule (BJR) yang ditekuninya selama lebih dari 20 tahun terakhir," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Prasetio mengatakan gelar ini amanah yang dijalankan. Hal ini supaya politik hukum bisnis dapat memberikan dukungan yang produktif. Dalam hal ini bagi kelangsungan dunia usaha, khususnya BUMN.
"Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagai upaya menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya.
Selama ini ia mempelajari, mengkaji, menjalankan, dan merumuskan langsung konsep BJR dalam dunia bisnis. Dalam hal ini memimpin proses transformasi dan restrukturisasi Garuda Indonesia. Yang akhirnya berhasil melewati proses paling krusial karena nyaris bangkrut.
"Yaitu mencapai perdamaian dengan para kreditur melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU),” sebutnya.
Dirut Keuangan dan Management Resiko Garuda Indonesia, Prasetio terima gelar Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Hukum Bisnis.
Waktu itu, secara teknis Garuda mengalamai problem insovable yang tinggi. Artinya, cashflow negatif, hutanya selalu besar, modalnya negatif ditambah harga sewa pesawat. Bahkan pesawat juga tidak ada yang beli.
"Sewa pesawat itu 4 kali lipat harga di market. Kenapa mahal saya tidak tahu, sekarang proses pengadilan. Yang didakwa harga kemahalan," terangnya.
Maka dirinya menyelamatkan dengan jurus PKPU karena pemerintah minta utang Garuda diturunkan dulu. Dari rumus itu justru Garuda mengalami keuntungan melejit. Salah satu pengalaman ini ia sampaikan dalam pidato pengukuhan.
"Restrukturisasi dari kondisi insolvable menjadi perusahaan yang semakin sustain dengan mendapat kepercayaan lebih dari 300 kreditur di dalam dan luar negeri,"ungkapnya.
Tak hanya itu, keberhasilan Garuda Indonesia memperoleh pengurangan utang (hair cut) dari US$10,1 miliar menjadi US$5,1 miliar. Kemudian juga membuat neraca perusahaan tersebut lebih sehat bagi pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang. Disamping itu, pasca homologasi, Garuda Indonesia dapat membukukan laba bersih sebesar USD 3,76 Miliar.
"Dimana perolehan laba bersih tersebut dikontribusikan dari hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU yang dicatatkan melalui laba buku Perusahaan," terangnya.
Dengan begitu Garuda Indonesia memiliki solvabilitas yang lebih kuat saat ini. Pidato pengukuhan ini berjudul Politik Hukum Bisnis: Penerapan Business Judgment Rule (BJR) Dalam Pengambilan Keputusan Bisnis Direksi Badan Usaha Milik Negara (Studi Kasus PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk), Prof. (H.C. UNS) Prasetio menyampaikan.
Salah satu karya tulisnya, yaitu Dilema BUMN, Benturan Penerapan Business Judgment Rule (BJR) dalam Keputusan Bisnis Direksi BUMN (2014). Pengukuhan ditandai Sidang Terbuka Senat Akademik di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS pada Sabtu (15/10/2022) besok. (*)
Komentar
Posting Komentar