Pengangguran Bermodal Perangkat Komputer Terima Orderan Palsukan STNK

Tiga tersangka pemalsuan dokumen STNK.

Tema : Hukum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Yang bersangkutan menjalani praktik itu selama dua tahun ini," __Ujar Kepala Kepolisian Resort Kota Solo Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi, saat dikonfirmasi, Rabu (26/10/2022).

SOLO- Bermodal laptop dan printer justru Candra Novianto warga Semarang melakukan dugaan pemalsuan. Pria pengangguran ini mencetak Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) palsu. Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Resort Kota Solo Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi.

"Yang bersangkutan menjalani praktik itu selama dua tahun ini," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (26/10/2022).

Kemudian omset dihasilkan bisa mencapai ratusan juta dari hasil pesanan. Sedangkan tarifnya dibandrol sebesar Rp 1.250 juta untuk STNK palsu sepeda motor. Kendaraan roda empat dibandrol dengan harga Rp. 1.850 juta.

"Terungkap kasus ini setelah petugas mencurgai transaks jual beli mobil ber-STNK palsu di Jalan Menteri Supeno," ungkapnya.

Kapolresta Solo Kombes Polisi Iwan Saktiadi saat menunjukkan barang bukti.

Dalam kesempatan itu, ada dua pelaku lain menjadi tersangka lain yang ikut membantu. Mereka adalah Syahrir Hutabarat warga Jakarta Utara, dan Indra, warga Kabupten Bandung. Kedua pelaku ini merupakan penyalur atau penghubung antara tersanka dengan pembeli.

"Para pelaku sendiri dijerat dengan pasal 263 KUHP tentang pembuatan dokumen palsu dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara," ujarnya.

Dalam kasus ini, barang bukti yang disita antara lain seperangkat alat komputer, printers, mesin laminating. Selanjutnya kertas paper 90 GSM untuk STNK palsu, foil perak dan emas. Berikut juga satu unit mobil Suzuki ertiga yang STNKnya dipalsukan.

"Untuk mobil yang kita sita masih kita dalami untuk keaslian atau darimana barang tersebut. Termasuk mengungkap siap saja orang yang membeli STNK palsu," terangnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif