Kematian Massal Ikan WKO Mereda dan Perairan Membaik

Sejumlah keramba yang terdampak fenomena upwelling.

Tema : Perikanan | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Kematian massal ribuan ikan sudah reda. Perairan sudah mulai membaik dilihat dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia," __Kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Nurul Nugroho.

BOYOLALI- Kematian massal ikan di keramba Waduk Kedung Ombo (WKO) mereda. Hal ini dipengaruhi oleh membaiknya kualitas air. Sedangkan ini disampaikan Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Nurul Nugroho.

"Kematian massal ribuan ikan sudah reda. Perairan sudah mulai membaik dilihat dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia," katanya.

Berdasarkan hasil kualitas air Waduk Kedung Ombo mendekati normal, sejak selasa (03/01/2023). Kemudian oksigen terlarut 4,7 mg/L, suhu 29 sampai 30 derajat Celsius. Berikutnya, dan tingkat keasaman (pH) 6-7, dan kadar nitrit 0,01 mg/L.

"Perairan sudah mulai membaik dilihat dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia," katanya.

Ikan mati yang ada di salah satu keramba di Waduk Kedung Ombo, Boyolali, beberapa waktu lalu.

Ia menyarankan pemilik keramba di waduk menaikkan kadar oksigen terlarut. Dalam hal ini dengan menggunakan pompa membuang bangkai ikan yang masih ada di kolam. Dengan begitu, tidak menimbulkan masalah baru dilokasi yabg sama di Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali.

"Namun, hasil kesimpulannya, perairan masih baik untuk budi daya perikanan dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia," katanya.

Selanjutnya pengecekan kualitas air juga dilakukan di Waduk Cengklik Ngemplak Boyolali untuk mencegah kemungkinan serupa. Sebelumnya kematian ikan yang ada di Waduk Kedung Ombo, Boyolali mencapai 200 ton. Sedangkan ini berdampak pada 37 petani keramba yang terus berlanjut. Kondisi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Selasa (03/01/2023).

"Itu memang sudah sering terjadi. Hanya saja, ini memang paling banyak, " terangnya saat dikonfirmasi. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Wapres Terpilih Gibran Pilih India Untuk Belajar Makan Siang Gratis Efektif