Pakar Bahasa : Penggunaan Bahasa Campur itu Pertemuan Budaya dan Teknologi

SOLO- Penggunaan trilingual atau multilingual belakangan menjadi fenomena di media sosial. Dalam hal ini Pakar bahasa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. menanggapinya. Ia mengatakan kalau tuturan tersebut memiliki maksud tersirat khusus.

"Pertama, ada yang menggunakan multibahasa sebagai pembeda dirinya dengan orang lain," sebutnya.

Selanjutnya ada yang menggunakan multibahasa untuk menjaga reputasi kalau dirinya menguasai banyak bahasa. Ada juga yang bertujuan menarik pembaca atau penonton. Sekaligus juga ada yang bertujuan sebagai daya persuasif. 

"Penggunaan multibahasa menandakan bahwa penuturnya memiliki banyak wawasan. Dirinya berusaha untuk mengolaborasikan, mengkreasikan dan menginovasikan bahasa yang dikuasai," ujarnya.

Hal itu menurutnya lumrah, warganet di media sosial membuat unggahan yang sama dengan bahasa yang berbeda. Seperti instagram resmi @bipakemdikbud tidak ketinggalan tren dengan membuat paragraf yang mencampur berbagai bahasa. Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh laman SwiftKey, Indonesia merupakan negara yang memilili penutur tribahasa terbesar di dunia. Bahkan mengungguli Israel dan spanyol urutan dua serta ketiga.

"Trilingual ini bisa terjadi akibat pertemuan budaya dari berbagai wilayah dan perkembangan teknologi," tandasnya.

Meski dikhawatirkan dapat merusak bahasa, Rohmadi menjelaskan, hal ini harus dikembalikan lagi ke konteks pemakainya. Kendati demikian Ketua Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (Adobsi) ini berpesan kepada penutur multibahasa untuk dewasa berbahasa. 

"Pemakai bahasa ini harus empan papan lan panggonan dan bersikap dewasa dalam berbahasa. Kedewasaan itu diukur dari apa yang mereka pikirkan kemudian menjadi apa yang mereka katakan," tandasnya. (Agung Huma)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belasan Dukuh di Wilayah Boyolali Lereng Merapi Diguyur Abu Erupsi Merapi

Dua Terdakwa Kasus Kekerasan Peserta Diksar Menwa UNS Divonis 2 Tahun Karena Lalai Bukan Penganiayaan

Walikota Solo Gibran Bersama Anak Istri Shalat Ied, Sebut Momentum Tokoh Partai Bertemu Usai Kontestasi