Banyak Halangan Ambulance, Driver Harus Siapkan Skill di Jalan

Sertifikat driver sopir ambulance di Kota Solo. 

Tema : umum | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Biasanya anak muda, kita sudah membuktikan sirene, tapi ambulance kita tetap dihalangi," __,Tutur Racham Rio Riyanto driver ambulace RSUD Dr Moewardi, Minggu (26/03/2022).

SOLO- Pengemudi ambulance memiliki dinamika dalam bertugas membawa pasien maupun jenasah. Seperti hal diungkapkan Racham Rio Riyanto driver ambulace RSUD Dr Moewardi. Dihalangi saat mengemudi pernah dirasakan.

"Biasanya anak muda, kita sudah membuktikan sirene, tapi ambulance kita tetap dihalangi," tuturnya, minggu (26/03/2022).

Selama lima tahun ia bekerja sangat paham psikologi pengendara sehingga diberinya shock terapi. Melihat situasi jalan maka agak saya dekati atau agak mepet. Lantas pengendara nakal biasana minggir sendiri.

"Pernah juga lewat pabrik. Saya mau lewat, eh malah satpamnya menyeberangkan pegawainya. Kaget juga. Padahal sirene suduh saya hidupkan," paparnya.

Belum lagi kalau macet, tidak sedikit keluarga pasien ini marah marah atas kondisi itu. Namun ia memilih sabar dan konsentrasi. Bahkan saat masa pandemi, pernah ditemuinya keluarga pasien tidak jujur kalau pasien terpapar covid.

" Padahal penanganan pasien covid dan non covid itu ada SOP tersendiri. Kita harus pakai APD supaya kita tidak terpapar.

Dalam hal ini kebutuhan terpenting menurutnya dalam ujian sertifikasi ambulance. Seperti halnya dilakukan di lapangan Uji SIM Polresta Solo, Minggu (27/03/2022). Bukan cuman safety driving saja dalam ujian ini tapi juga penanganan pertama dalam kedaruratan.

"Kemudian ada sertifikasi yang menunjukkan kalau saya itu benar-benar berkompeten untuk memegang atau mengendarai mobil ambulance" tuturnya. 

Hal sama dikatakan Riedwan Wirmansyah, Sopir Ambulance asal RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung. Sebelumnya ia driver mobil wisata sehingga pelatihan ini sangat berguna. Meski masih baru, perlakuan kurang enak menjadi sopir ambulace juga kerap dia dapat ketika macet.

"Dulu mikirnya enak ya jadi sopir ambulace, kesanya seperti unggal-ugalan. Setelah masuk,ternyata memang bukan sekedar ngebut, tapi tantangan dijalan juga berat," ungkap Rachman. 

Sementara itu, Direktur Solo Medi Care Hilmy Yusuf dalam penyelenggara sertifikasi ini menuturkan ini merupakan kali ketiga. Dalam sertifikasi ini, pihaknya menggandeng Kementrian Kesehatam dan Koorlantas Mabes Polri. Mereka banyak berasal dari sopir angkutan barang, angkutan umum, sopir pribadi, dan lain sebagainya. 

"Asal bisa membawa mobil jadi sopir ambulace. Padahal ada SOP yang harus dijalankan. Sehingga kedepan, setelah ada sertifikasi ini, sopir ambulace bukan sekedar pekerjaan, tapi masuk profesi preofesional," kata Hilmy.

Kasubdirdikmas Ditkamsel Korlantas Polri Kombes Pol Arman Achdiat menuturkan ambulace termasuk kendaraan prioritas nomer 2 setelah armada pemadam kebakaran. Hal ini sesuai PP No 43 Tahun 1993, Paragraf 8 pasal 65. 

"Namun bukan berarti mereka bisa seenaknya. Ada aturan main yang harus dimiliki setiap sopir ambulace. Jadi dengan bertambahnya skill ini, mereka bisa tahu langkah apa yang harus dihadapi ketika berada dijalan dalam situasi tertentu," paparnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024