Seorang Tetangga Diusir Dokter Ini Karena Gelar Shalawatan
Tema : Kasus | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti
"Waktu itu saya dan jemaah pengajian menggelar sholawatan di rumah saya. dokter Sunardi marah dan mengusir saya dan jemaah," __Ujar Gus Arifin, Minggu (13/03/2022).
SUKOHARJO- Interaksi dengan dokter Sunardi pernah dialami Gus Arifin kurang enak. Ia diusir bersama jamaahnya oleh dokter ini karena menggelar kegiatan shalawat.
"Waktu itu saya dan jemaah pengajian menggelar sholawatan di rumah saya. dokter Sunardi marah dan mengusir saya dan jemaah," ujarnya, Minggu (13/03/2022).
Pengalaman dialaminnya pada tahun 2020 saat mengontrak samping rumah dokter ini. Alasannya dokter ini tidak menyukai kegiatan bershalawat berjamaah. Bahkan dianggap bid'ah dan tidak sesuai kaidah Islam serta sesat.
"Bahkan saat kita klarifikasi, kalau ini ajaran kita kenapa dilarang, tapi dia (dokter Sunardi) tidak mau diajak kompromi," tandasnya.
Tidak berhenti disitu, secara terbuka, dokter Sunardi memukul kentongan ketika ada kegiatan sholawatan. Sekaligus mengajak beberapa remaja diduga dari kelompoknya maupun remaja lainnya. Mereka ini menghimbau agar Gus Arifin menghentikan aktivitasnya dan pindah dari rumah kontrakan.
"Upaya damai sudah dilakulan tapi pak dokter ini tidak pernah datang, hanya diwakilkan anaknya. Intinya kami diminta pergi dari situ," ujarnya.
Daripada masalah bertambah panjang akhirnya Gus Arifin memilih pindah setelah menimpati kontrakan belum genap setahun atau 10 bulan. Dan ia menempati saat ini Kelurahan Jombor, Bendosari Sukoharjo samping Pemkab Sukoharjo. Secara pribadi, pria setengah baya itu tidak sependapat dengan sikap keras dokter Sunardi.
"Islam mengajarkan rahmatan lil alamin. Artinya kita harus baik sesama orang, memberi contoh yang baik saling tolong menolong. Tidak harus keras jadi harus merangkul semuanya," tuturnya.
Alumni santri dari Pesantren Blokagung Banyuwangi ini mengatakan sikap keras seperti itu justru tidak mencerminkan ajaran Islam. Selama ia mengasuh pondok tidak pernah mengajarkan tindakan seperti itu. Dengan ditangkapnya Densus 88 Mabes Polri justru ia tidak kaget mendapat informasi seperti itu. (*)
Komentar
Posting Komentar