IDI Sukoharjo Minta Bedakan Profesi Dokter dengan Terorisme
Ketua IDI Sukoharjo dr Arif Budi Satria dan Wakil IDI Sukoharjo Muh Daris di Polres Sukoharjo, Sabtu (12/03/2022).
Tema : Kasus | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti
"Nanti bila ada yang mengkait-kaitkan, maka advokasi kami titiknya disitu," __Jelas Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Arif Budi Satria, Sabtu (14/03/2022).
SUKOHARJO- Kasus terduga teroris dokter Sunardi dianggap Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Arif Budi Satria bukanlah pada perkara profesi dokter. Ia mengklarifikasi kalau kasus ini bukan terkait profesi dokter.
"Nanti bila ada yang mengkait-kaitkan, maka advokasi kami titiknya disitu," jelasnya, Sabtu (14/03/2022).
Pihaknya juga telah datang mengklarifikasi ke Polres Sukoharjo terkait hal itu. Ia telah menerima keterangan dari pihak kepolisian kalau kasusnya tidak tentang profesi dokter. Dalam hal ini IDI sendiri mempunyai penegasan ketika awal sumpah dokter bahwa tidak boleh membahayakan kehidupan orang lain.
"Sehingga kalau terorisme dengan dokter atau IDI ya kontradiktif, jadi secara dasar IDI sendiri tidak akan mendukung itu," tandasnya.
Bahkan ia mengkoreksi penyebutkan nama dokter Sunardi. Meskipun dokter tapi sebutan almarhum tidak perlu lagi ada kata dokter. Namun bisa menggunakan kata Bapak Sunardi saja.
"Mungkin itu bisa jadi salah satu bentuk komunikasi. Karena sebagaimana bahwa profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama," ujarnya
Dalam klarifikasi tersebut kalau kepolisian melakulan penanganan kasus dugaan terorisme. Selanjutkan dalam kesemlatan terpisah Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Al Qudusy membenarkan klarifikasi tersebut. Pihaknya telah menerima kedatangan perwakilan IDI Sukoharjo, Ketua dan Wakilnya Muh Daris.
"Sudah kami jelaskan, kalau kasus tersebut bukanlah hal profesi. Dalam terorisme ini sudah masuk semua lini, bukan hanya profesi dokter," tandasnya. (*)
Komentar
Posting Komentar