Lowok Itu Koyo Dewa
Tema : Guyon | Penulis: Agung Huma | Foto Ilustrasi : Agung Huma | Lokasi : Wedangan Pinggir Jalan
Lowok itu seorang pedagang yang familiar kepada pembeli. Saking, baiknya ia bisa dikatakan ikon para lelaki dikala kesepian. Opo maneh bujangan bujangan kampung. Isoh dadi solusi malam minggunya
" Mas, duite kurang, pripun ?" tanya seorang pembeli.
" No Problem, Sesuk wae (besok aja)," jawab pria gondrong yang tak lain penjual.
Pembeli ini pergi berucap, terima kasih, mas. Lantas, disusuk pembeli lagi umur 22 plus, masuk kategori layak nonton film dewasa. Pemuda ini membawa botol plastik bekas.
" Dinggo wong piro," tanya pria gondrong ini.
" Wong pitu mas, "
" Yo, kurang, botol segitu, ndes"
" Ra cukup duwite, mas"
" Nyoh, iki wae, botol sakliteran,"
" Trus, mbayar piye,"
No problem, sesuk wae, jawabnya singkat penuh solusi. Sle, pedagang ini memang baik hati. Dalam benakku, kulakan barang yang dijualnya dari mana dapatnya. Pasti ya rugi. Kebaikannya ini membuat dia familiar dari segala kampung. Its A Man Solution With Everything Life Problem.(Sorry, nulis ngawur)
Malam mingguku sepertinya panjang. Saya sama Mas Sugeng dan kawan kawan lainnya diujung prapatan. Tengah malam, sebuah botol minuman mineral ukuran setengah liter atau tanggung ditengah kita berkumpul.
" Iki botole wis entek, solusine piye," tanya Parno.
" Wah, duite entek jek," sahut Mas Sugeng.
" Lah, biasa nuuuw,"
" Gone Lowok ya, solusine,"
" Oke nuw,"
Parno spontan minta urunan, atau patungan seadanya untuk beli minuman. Ini dirasa cukup buat beli cyu setelan rasa strowbery, katanya. Ramun minuman tradisional kelas bekonang. Suparno melesat meninggalkan kita yang sedang bernyanyi lagu menyayat hati lagune Dewa 19.
Selang beberapa menit, Suparno membawa botol sakliteran. Botol ini beda dari yang dibawanya tadi. Tercium aroma khas buat lelaki, lonely boy. Jare, Mas Lowok kui cukup dinggo wong limo nganti isuk jek. Yes, begitu jawab Mas Sugeng.
" Masuukkk, lanjuut," ucap Parno
Minuman tertuang digelas kecil, bergambar kereta dan bunga. Berputar dan bergantian, pelan tapi pasti. Ayunan tangan menghajar senar gitar dengan lagu menyayat hati.
Cintaku Mas Lowok, miliki dirimu
Meski perih mengiris
Iris segala janji
Cintaku Mas Lowok, miliki dirimu
Meski perih mengiris
Iris segala janji
Sya-lala-lala-la...(*)
Komentar
Posting Komentar