Orasi Ilmiah, Menkeu Sampaikan Kondisi Saat Ini Dengan Pepatah

Presiden Joko Widodo usai hadiri Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022).

Tema : Nasional | Penulis : Agung Huma | Foto : Agung Huma | Pengunggah : Elisa Siti

"Pepatah ini menggambarkan suasan hari-hari ini. Tentang keniscayaan datangnya musim semi. Berapun lamanya musim dingin yang beku ,gelap, murung, mencekam musim semi ceria pasti akan datang," __Kata Sri Mulyani membacakan orasi ilmiahnya seusai menerima penghargaan UNS Award Parasamsya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhasana.

SOLO- No matter how long the winter, spring is sure to follow, pepatah tersebut diucapkan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saat membuka orasi ilmiah di Dies Natalus ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (11/3/2022).

"Pepatah ini menggambarkan suasan hari-hari ini. Tentang keniscayaan datangnya musim semi. Berapun lamanya musim dingin yang beku ,gelap, murung, mencekam musim semi ceria pasti akan datang," kata Sri Mulyani membacakan orasi ilmiahnya seusai menerima penghargaan UNS Award Parasamsya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhasana.

Sri Mulyani mengungkapkan dunia diterjang pandemi sejak 2020 , sejak WHO menyatakan virus Covid-19 menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pandemi maka musim dingin muram, beku mencekam dunia. Kehidupan dunia berhenti tiba-tiba.

"New York tiba-tiba kosong dan Mekkah yang selalu penuh jamaah umrah dan haji ditutup dan menjadi sunyi. Jakarta di sepanjang Jalan Sudirman hingga Tamrin  seketika kosong. Solo sepi, sekolah, pasar pasar tempat ibadah jalanan kosong tidak ada manusia beraktivitas,"  ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, pandemi Covid-19 adalah kejadian luar biasa yang sangat dasyat. Mampu memporakporandakan dunia. 

Dua tahun berjalan setengah miliar orang dunia terpapar, lebih dari 6 juta meninggal. Angka kematian lebih tinggi dibanding pandemi lainnya sebelumnya, seperti Flu Hongkong, Flu Babi, Ebola dan Sars.

Dampak dari pandemi sangat luar biasa,  segala bentuk investasi tertunda. Harga komoditas jatuh, bahkan harga minyak mentah pernah mencapai minus 37 US Dollar per barel pada bulan April 2020. 

"Indonesia juga mengalami tekanan dengan arus modal keluar mencapai Rp121,8 Triliun hanya di bulan Maret 2020. Kegiatan ekspor dan impor berhenti. Volume perdagangan global di tahun 2020 terkontraksi sangat dalam -8,2 persen," jelasnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan dalam pandemi Covid-19, negara menghadapi tiga hal besar yaitu. perang terhadap Covid, tantangan sosial yang mendadak kehilangan pekerjaan dan tantangan keuangam bagaimana memulihkan ekonomi yang merosot.

"Untuk menghadapi masalah multidimensi harus melakukan langkah luar biasa. Tantangannya adalah keuangan negara," ujarnya.

Respon pemerintah menurut Menkeu sangat luar biasa. Yakni dengan menerbitkan Perpu 1/2020 yang kemudian disahkan menjadi UU 2/2020, sehingga ruang untuk kebijakan fiskal, moneter, dan sistem keuangan yang extraordinary menjadi responsif dan fleksibel menghadapi tantangan yang rumit dan genting.

"Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," ucapnya.

Pemulihan ekonomi yang terjadi ini juga mampu membawa tingkat kemiskinan kembali ke level single digit menjadi 9,71 persen per September 2021, APBN menjadi instrumen sentral dalam pemulihan ekonomi.

Orasi ditutup dengan kutipan motivasi dari Menkeu bahwa solusi dari setiap tantangan adalah suatu keniscayaan.

"Even the hardest of winters fears the spring, bahkan badai terdasyat pun akan takut akan datangnya musim semi. Setiap masa selalu ada tantangannya, setiap tantangan selalu ada jawabannya, dan setiap masa selalu ada tokohnya,"  tandasnya.

Terkait penghargaan UNS Award yang diterimanya tersebut, Sri Mulyani mengatakan penghargaan tersebut  menggambarkan penghargaan kepada seluruh insan di Kemenkeu atas kerjakeras, prestasi dalam mengelola kebijakan fiskal.

Penghargaan UNS Award tersebut diberikan langsung oleh Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho. Dies Natalis UNS ke-46 yang dilaksanakan di Gedung Ki Hadjar Dewantara tersebut juga dihadiri Presiden Joko Widodo.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persis Solo Menang Dari Rans, Empat Kali Berturut-turut Berpeluang Menuju Empat Besar

PDI P Solo Cari Cawali Buka Penjaringan Untuk Umum Dan Berharap Tidak Jalan Pintas

Startegi Khusus Gibran Menarik Suara Pemilih Pilpres 2024